RT - readtimes.id

Megawati, PDIP dan Minyak Goreng

Readtimes.id–  Kelangkaan minyak goreng belakangan nyatanya juga menyeret nama Megawati Soekarno Putri. Pentolan PDIP ini disorot karena pernyataan kontroversialnya pada  Kamis 17 Maret dalam forum diskusi virtual.

“Saya tuh sampai ngelus dada, bukan urusan masalah nggak ada atau mahalnya minyak goreng. Saya itu sampai mikir, ‘Jadi tiap hari ibu-ibu itu apakah hanya menggoreng? Sampai begitu rebutannya,” ujar Megawati.

Sontak pernyataan Presiden kelima RI ini mendapatkan banyak kritikan  dari warganet. Bahkan tidak sedikit yang menjadikan bahan meme. 

Namun seperti yang sudah-sudah, elit PDIP kembali pasang badan untuk menjelaskan maksud pertanyaan Megawati ke publik melalui Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang minta agar pernyataan ketuanya itu dimaknai secara utuh. 

“Pernyataan Ibu Megawati saat webinar kemarin semestinya ditangkap substansinya secara utuh. Ibu Megawati ingin mendorong agar ibu-ibu harus kreatif karena cara mengolah makanan itu tidak hanya digoreng tapi juga dikukus, direbus atau dibakar, ” terang Hasto pada awak media Jumat (18/3).

Hasto juga menambahkan bahwa publik juga harus memahami konteks ruang Megawati mengeluarkan pernyataan tersebut. Saat itu Megawati berada dalam forum diskusi yang membahas terkait stunting di mana gizi menjadi faktor penting yang mempengaruhinya. 

Dia bahkan mengatakan Megawati justru sangat peduli terhadap harga sembako, termasuk minyak goreng dan cabai. 

Selain itu, merespon kritikan Megawati yang dianggap tidak berpihak pada masyarakat kecil, Hasto justru memberikan pandangan sebaliknya. Menurutnya Megawati selalu mengingatkan kader PDIP di legislatif untuk memastikan agar kebijakan pemerintah pro terhadap rakyat kecil. 

“PDI Perjuangan merupakan partai wong cilik yang berkomitmen terhadap bekerjanya ekonomi rakyat dan bagaimana negara hadir dalam seluruh kebijakan pro rakyat. Karena itulah seluruh kepala daerah dan anggota legislatif serta struktur partai diperintahkan untuk membantu rakyat dan bergotong royong mengatasi persoalan tersebut,” terangnya.

Usai Kontroversi Demo Masak Kemudian

Disiarkan langsung melalui akun YouTube dan Facebook PDIP, Senin (28/3), partai berlambang banteng moncong putih itu menggelar acara demo memasak tanpa minyak goreng.

Selain Megawati dan sejumlah elit PDIP, acara tersebut juga mendatangkan Vice President Indonesian Chef Association (Asosiasi Ahli Kuliner Indonesia) Handry Wahyu sebagai chef dalam acara masak ini.

Dalam acara yang digelar di Sekolah Partai DPP PDIP Lenteng Agung ini, Hasto memperlihatkan cara pembuatan minyak kelapa untuk mengganti minyak goreng sembari menyinggung terkait isu yang belakangan menimpa Megawati dan PDIP.

“Untuk mengurangi goreng-gorengan di politik, sebaiknya kita menggoreng santan untuk menjadi minyak yang berguna bagi kebutuhan rakyat,” ujar Hasto.

Diwawancarai terpisah, pengamat politik Universitas Al- Azhar, Ujang Komarudin memandang demo masak tanpa minyak itu untuk mendukung pernyataan Megawati.

“Karena ucapan Megawati yang lalu itu blunder dan banyak dibully oleh kalangan emak-emak. Paling tidak demo masak tanpa minyak itu untuk menetralisir dan mencari pembenaran bahwa ucapan Megawati dianggap tak salah,” terang Ujang secara tertulis pada readtimes.id.

Ketika disinggung apakah ini juga merupakan sebuah jalan untuk dekat dengan publik  menjelang 2024, menurutnya PDIP lebih memiliki modal dengan menggunakan gerakan menanam pohon serta menolak penundaan Pemilu untuk meraih simpati publik 

“Namun soal penanaman pohon dan penolakan penundaan Pemilu, itu menjadi modal agar publik bisa tetap mendukung PDIP, ” tambahnya.

Terlepas dari apapun itu pada akhirnya semua partai politik harus pandai memanfaatkan momentum yang datang pada mereka untuk mendekatkan diri pada publik.

Editor : Ramdha Mawaddha

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: