RT - readtimes.id

Siapa Untung Di Balik Narasi Penjegalan Anies Baswedan?

Readtimes.id – Narasi penjegalan Anies Baswedan sebagai capres dari Koalisi perubahan kini semakin santer dibicarakan setelah hubungan PDIP dan Demokrat terlihat mesra.

Hal ini semakin menjadi ketika belakang beberapa kader Nasdem sebagai partai yang mengusung Anies Baswedan sering tersorot setelah kadernya tersandung kasus korupsi. Sebut saja Johnny G Plate dan yang teranyar adalah Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang belakangan namanya juga terseret dugaan korupsi.

Pengamat politik Universitas Hasanuddin, Sukri memandang narasi penjegalan Anies sejatinya tidak serta merta akan merugikan Anies maupun koalisi perubahan. Hal ini justru bisa membalik keadaan.

Menurut Sukri penjegalan ini bisa saja menguntungkan Anies sebab halangan yang mulai menimpanya bisa menambah simpati masyarakat terhadap dirinya.

“Saya kira narasi dizalimi atau digagalkan itu sering digunakan sebagai cara agar orang peduli dan memilih dirinya, dalam konteks Anies bisa saja hal ini terjadi dan dimanfaatkan,” katanya saat dihubungi readtimes.id

Hal ini menurut bisa terjadi karena adanya kecenderungan pemilih Indonesia saat ini yang tidak rasional menentukan pilihan. Sebagai contoh pihaknya mengungkit Ahok yang kehilangan dukungan imbas penghinaan agama serta sering munculnya sosok yang dizalimi oleh pihak lain.

Kendati demikian hal ini kembali lagi pada kedua pihak sejauh mana mereka menyadari dan memanfaatkan momentum yang ada. Menurut Sukri narasi ini bisa benar-benar menggoyang Anies dan kubu perubahan ketika tidak dapat mengolahnya dengan baik.

“Koalisi perubahan ini tidak memiliki proteksi yang kuat karena punya suara yang pas-pasan sehingga bila Demokrat keluar dan tidak ada penggantinya maka akan bubar. Ini yang dilihat Demokrat dan PDIP sehingga berkomunikasi walau memiliki kepentingan yang berbeda sebenarnya,” katanya.

Jabal Rachmat Hidayatullah

2 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: