RT - readtimes.id

Batang-batang Rupama: Cerita tentang Jalan-Jalan di Makassar

Readtimes.id– Studio Patodongi sebagai platform pertunjukan di Makassar menghadirkan pertunjukan lintas media tentang jalan dengan ragam kisahnya. “Melalui perspektif bertajuk keragaman dan budaya, Makassar diungkap melalui acara seni kreatif inovatif
bertajuk “Batang-batang Rupama”.

Proyek ini merupakan pertunjukan yang berupaya menjembatani kesenjangan antara narasi sejarah kota dan orang mudanya. “Batang-batang Rupama “ menggabungkan kata dalam bahasa Bugis yang berarti “jalan “ dan “cerita “ melambangkan jejak dan fenomena-fenomena di Kota Makassar .

Makassar memiliki jalan-jalan yang menyimpan berbagai cerita dari masa lalu, namun banyak dari cerita ini yang belum digali dan dimanfaatkan berbagai sumber literasi budaya dan sejarah.

Perkembangan kota dan pertumbuhan ekonomi yang pesat menyebabkan terputusnya generasi muda dari warisan budaya mereka. “Batang-Batang Rupama” bertujuan untuk menghubungkan kembali generasi muda dengan sejarah kotanya melalui perpaduan teater, film, proyeksi mapping, dan DJ, yang terinspirasi oleh kreativitas generasi Z.

“Pertunjukan ini adalah percobaan untuk menelusuri jalan dan jalur Makassar dengan pendekatan yang segar. Kita berkolaborasi dengan orang-orang dari ragam dan lintas disiplin untuk mencari sekaligus menemukan kosa kata lain tentang kota ini,” kata Rachmat Mustamin, selaku sutradara.

Proyek kesenian ini berkolaborasi dengan seniman dan praktisi seperti, Aziziah Aprila (fotografer) sebagai penulis naskah, Alghifahri Jasin, Muh. Akhdan Abizar, Waode Nurul Hasanah, Fadilla Umma Syam, Jasmin Ansar, Adin Amiruddin dan Kapal Udara sebagai performer, serta didukung oleh Dana Indonesiana-LPDP, Kemendikbudristek melalui kategori program Penciptaan Karya Kreatif Inovatif.

Tema yang diusung proyek ini mengeksplorasi interseksionalitas antara jalanan kota dan cerita-ceritanya dengan perspektif generasi Z tentang “Jalan-Jalan Cerita”. Tema ini dipilih untuk membuka ruang percakapan antar generasi dan meningkatkan rasa kepemilikan di kalangan pemuda, mendorong mereka untuk menggagas ide-ide tentang kota.

“Kita punya urgensi kebutuhan untuk meningkatkan percakapan tentang isu-isu publik secara aman, nyaman, dan inklusif bagi kaum muda untuk berbagi gagasan dan pengalaman tentang kota, selain melalui media sosial. Seberapa jauh kita ingin dan dapat bertahan di kota ini? Itu yang jadi tebal dalam proses diskusi kita, ” tambah Rachmat.

Proses pertunjukan ini terdiri dari beberapa tahap, dimulai dengan riset dan pengembangan konsep, lokakarya, persiapan dan latihan pertunjukan lintas media secara langsung. Pertunjukan ini berlangsung selama tiga hari, 19 Juli khusus untuk undangan, sementara untuk publik berlangsung pada 20-21 Juli di Echalote, Jl. A. P. Pettarani, Makassar, Sulawesi Selatan.

Sebagai informasi setelah acara ini, pada bulan Agustus 2024, akan diterbitkan modul yang mendokumentasikan proses artistik untuk bahan edukasi di masa mendatang yang diterbitkan kolaborasi bersama Antropos, kelompok peneliti di Makassar.

Editor: Ramdha Mawaddha

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: