Readtimes.id– SEA Games 2021 yang diadakan tahun ini di Vietnam barangkali bukanlah momentum Indonesia untuk kembali bersinar. Tidak berstatus tuan rumah, tentunya juara umum akan sulit diambil dalam turnamen multi olahraga se-Asia Tenggara ini. Namun, itu tidak menjadi alasan para atlet untuk tidak perlihatkan performa terbaiknya.
Batal memberangkatkan hampir setengah dari total kontingen karena penghematan anggaran, Indonesia tidak pasang target yang muluk-muluk kali ini, cukup 4 besar saja. Di tengah peliknya situasi, para olahragawan terbaik bangsa memperlihatkan bahwa mereka tetap bisa membanggakan meski terhambat keterbatasan.
Hal tersebut dibuktikan oleh dua perenang muda Indonesia, Flairene Candrea Wonomiharjo dan Masniari Wolf. Berstatus sebagai debutan di cabang yang tengah mengalami paceklik emas, mereka berdua menunjukkan bahwa mereka bisa membawa momentum bangkit dari cabang olahraga yang mereka geluti.
Baca juga: Kesempatan di Balik Kekalahan
Masniari yang berdarah Jerman-Indonesia jadi perenang pertama yang berhasil memecahkan rekor negatif tersebut. Turun sebagai pengganti Adinda Larasati, ia sukses menggondol emas gaya punggung 50 meter. Tidak berhenti sampai di situ, momentum yang telah dihadirkan Masniari kemudian dilengkapi Flairene Candrea Wonohimarjo. Turun di nomor 100 meter gaya punggung, atlet yang berpindah dari cabang renang indah ini pun sukses menjadi yang tercepat meski bukan unggulan.
Sebelas tahun adalah waktu yang lama. Masniari dan Flairene bahkan masih berumur 6 tahun saat Yessy Yosaputra memenangkan 200 meter gaya punggung putri di 2011. Namun, apa yang diperlihatkan keduanya menunjukkan bagaimana kebangkitan bisa muncul dari situasi yang tidak disangka-sangka.
Lebih dari satu dekade juga menjadi durasi waktu paceklik emas yang dirasakan cabang maraton putri. Odekta Naibaho Elvina menyudahi masa suram maraton putri Indonesia dengan capaian medali emasnya. Beriring air mata kala melewati garis akhir, Odekta berhasil meraih emas di nomor tersebut.
Baca juga: Kolaborasi demi Prestasi
Terakhir kali seorang perempuan Indonesia memenangkan nomor maraton adalah saat SEA Games Palembang. Adalah atlet idola Odekta, Triyaningsih, perempuan terakhir yang berhasil memenangkan salah satu nomor prestisius di cabang olahraga atletik ini.
Meski SEA Games masih akan terus berlanjut dan juara umum tidak akan diraih, apa yang telah dilakukan oleh Masniari, Flairene, dan Odekta bisa menjadi momentum yang tepat untuk kebangkitan cabang olahraga yang mereka geluti. Medali emas yang mereka capai tidak hanya akan menjadi bukti yang mereka rekam dalam sehari, tetapi juga adalah hasil kerja keras dalam mempersiapkan diri.
Prestasi yang mereka gapai memang hanya menambah satu emas di tabel klasemen SEA Games, namun raihan tersebut tentu akan jadi suntikan moral bagi atlet dari cabang olahraga yang sama untuk bisa mengejar prestasi mereka. Bersamaan dengan momentum hari kebangkitan nasional, bukan tidak mungkin jika emas kali ini akan jadi domino pertama yang memicu pertumbuhan dari berbagai cabor minor di Indonesia.
Editor: Ramdha Mawaddha
9 Komentar