RT - readtimes.id

Ekonomi Tahun Kerbau Logam, Antara Ramalan Feng Shui dan Prediksi Pengamat

Readtimes.id – Sebentar lagi tahun baru Imlek 2021. Dalam astrologi China, imlek tahun ini disebut tahun kerabu logam. Selain perayaan tahunan dan angpao, Imlek juga identik dengan ramalan-ramalan.

Seperti apa ramalan ekonomi Indonesia di tahun Kebau Logam ini?

Ahli Feng Shui, Suhu Yu, meramalkan ekonomi di tahun ini akan lebih buruk dibanding tahun 2020. Alasannya begini; pertama, ada varian baru virus corona yang akan menjadi “season” kedua pandemi. Kedua, banyak bencana alam yang akan terjadi tahun ini, seperti letusan gunung merapi, banjir, hingga tsunami.

Kendati demikian, Suhu Yu memprediksi prekonomian Indonesia akan pulih kembali di semester II 2021.

Ramalan pakar Feng Shui lainnya, Suhu Xiang Yi Hong, juga serupa. Menurutnya, 2021 memiliki elemen logam dan tanah. Karena kerbau tanah, dan tanah menghidupkan logam, sehingga logam itu bernakna banjir. Kalau logam mewakili uang, berarti ekonomi di 2021 masih sesak.

Begitu juga pakar Feng Shui Jenie Kumala Dewi. Kerbau melambangkan shio yang lambat. Karena itu, untuk bisa berhasil, seseorang harus bisa melawan arus dan bergerak lebih gesit dari kerbau. Maka kunci sukses di tahun ini adalah kerja lebih keras.

Berbeda dari 3 pakar Feng Shui di atas, Chinese Zodiac Secret justru meprediksi tahun kerbau logam membawa keberuntungan bagi perekonomian. Ketika 2020 banyak zodiak yang mengalami kekacauan dan krisis ekonomi maka 2021 akan menjadi lebih baik. 2021 terhubung dengan Yin Metal. Elemen Yin mewujudkan perkembangan dan evolusi.

Ketenangan yang menjadi karkateristik kerbau akan menyebar ke seluruh negara dan menciptakan perdamaian. Perdamaian itulah keharmonisan sosial hingga terbetu keseimbangan ekonomi dunia. Kira-kira begitu.

Terlepas dari ramalan ahli Feng Shui, pemerintah dan sejumlah pengamat ekonomi memprediksi tahun 2021 adalah titik balik pemulihan ekonomi setelah terpuruk hampir setahun lamanya. Pemerintah sendiri, dalam rancangan APBN 2021 menargetkan pertumbuhan ekonomi di angka 5%.

Pemerintah akan menghabiskan anggaran 2.750 triliun, yang dialokasikan prioritas untuk pemulihan ekonomi, pembangunan di bidang kesehatan, pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi, infrastruktur, ketahanan pangan, pariwisata, dan perlindungan sosial.

“Ekonomi Indonesia secara makro sudah perlahan membaik. Hal itu didukung oleh data angka ekspor yang meguat 3,1% memasuki kuartal IV 2020. Artinya, hal ini menunjukkan bahwa di level makro, perdagangan besar nampak mulai bangkit,” kata pengamat ekonomi UINAM, Andi Faisal Anwar, beberapa waktu lalu.

Laporan Oxford Economics, bersama the Institute of Chartered Accountants in England and Wales (ICAEW), memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan melonjak tajam menjadi 6 persen jika didukung belanja konsumen dan infrastruktur.

Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyebut pertumbuhan ekonomi 2021 tergantung proses vaksinasi. Jika vaksinasi telah dilakukan 80 persen, maka PDB akan tumbuh di kisaran 3,53 persen sampai 4,09 persen.

Ona Mariani

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: