RT - readtimes.id

Femininitas di Balik K-Drama

Doc: @aagbanjh

Readtimes.id– Kepopuleran drakor (Drama Korea) di Indonesia nyatanya menciptakan dua kubu yang kerap saling sindir di dunia maya. Bagi mereka yang begitu larut dalam euphoria kemudian dilabeli sebagai K-drama lovers. Tidak jarang mereka disindir dengan panggilan ‘penyuka lelaki cantik’ sebab mayoritas penonton drakor adalah perempuan.

Tak butuh waktu lama, drakor kini menjadi tontonan favorit banyak orang. Tidak lagi bagi perempuan, namun juga laki-laki. Menjamurnya penonton laki-laki membuat mereka dilabelkan miring, seperti tidak gentle, melankolis dan ungkapan-ungkapan yang tidak sesuai dengan bingkai toxic masculinity (aturan-aturan bagaimana seharusnya laki-laki bersikap dan berperilaku).

Penelitian LIPI yang bertajuk “Konsumsi Drama Korea di Tengah Pandemi COVID-19 di Indonesia” menyebutkan, dari seratus persen penonton drakor, 7.4 persen adalah penonton laki-laki. Walaupun masih didominasi perempuan, hal ini menunjukkan bahwa drakor bisa menjadi pilihan sebagian laki-laki Indonesia, terlepas dari label kurang maskulin tadi. Pun jumlah tersebut bisa saja bertambah bila melihat antusias penonton drakor, utamanya laki-laki.

Jika diperhatikan dengan seksama, drakor memiliki konsep yang cukup unik dan beragam. Penyajian sudut pandang cerita yang tidak monoton adalah salah satunya. Cerita yang baru dan berbeda membuat penonton tidak bosan untuk menyaksikan kembali. Selain itu, genre di setiap drama itu juga berbeda-beda, tidak melulu drama romance yang soal cinta-cintaan. Kehidupan sosial, budaya, fantasi hingga thriller kerap menjadi cerita utama drakor. 

Tak hanya itu, tiap stasiun televisi di Korea juga menonjolkan genre drama yang berbeda-beda. OCN misalnya, seakan menonjolkan drama yang bergenre thriller maupun fantasi. Sementara stasiun tv lainnya lebih menonjolkan genre drama romance atau comedy. Namun tidak menutup kemungkinan dalam setiap drama membumbuinya dengan komedi dan percintaan agar tak terasa hambar.

Laki-laki Cantik dalam Drama Korea

Drama Korea dicitrakan sebagai pertunjukan “laki-laki cantik” atau bisa diartikan sebagai gambaran laki-laki sedikit lebih feminin. Laki-laki cantik terkonstruksi dari visual dalam drama itu sendiri. Penggunaan make up terutama lipstick tidak juga terlepas dari bagian wajah aktornya. 

Perilaku laki-laki dalam drama turut membingkai cap “laki-laki cantik”. Gerakan-gerakan finger heart (simbol cinta) dengan mengaitkan ibu jari dan jari telunjuk sehingga menyerupai hati dilakukan oleh laki-laki dengan ekspresi selucu mungkin.

Selain itu, penobatan masyarakat Korea Selatan sebagai salah satu negara yang lumrah melakukan operasi plastik menambah sentiment tersebut. Apalagi visual yang ditampilkan tidak main-main dan menjadi daya tarik paling “serius” hari ini. Maka bisa disimpulkan bahwa mungkin “laki-laki cantik” yang dahulu berkonotasi sindiran kini jadi hiburan.

Ayu Ambarwati

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: