Readtimes.id– Sektor ekonomi yang kini merambah teknologi digital turut pula menghadirkan layanan keuangan digital. Salah satu yang saat ini menjamur di tengah masyarakat adalah paylater. Meski dianggap membantu, ternyata paylater juga menyimpan bahaya jika tidak cermat dalam menggunakannya.
Paylater merupakan fasilitas keuangan yang mirip dengan kartu kredit, sebab keduanya memberikan fasilitas pinjaman, memiliki bunga, tenor, dan fasilitas cicilan. Layanan paylater ini muncul di berbagai layanan aplikasi hingga e-commerce.
Paylater tidak sama dengan pinjaman online. Paylater hanya memberikan dana namun tidak bisa memperoleh uang tunai. Ini hanya menjadi opsi di marketplace untuk melakukan transaksi tertentu. Sementara pinjol, dapat memberikan uang secara tunai kepada pengguna dan dana tersebut dapat digunakan untuk keperluan apapun yang dibutuhkan.
Meski demikian, paylater memiliki sejumlah kelebihan yang tidak dimiliki layanan keuangan lainnya. Di antaranya adalah persyaratan untuk dapat menggunakan fasilitas paylater relatif lebih mudah dan proses persetujuan cepat.
Paylater juga memberikan sejumlah promo, potongan harga, hingga bebas biaya administrasi sehingga membuat pengguna semakin senang melakukan transaksi.
Selanjutnya, pengguna dapat memiliki barang atau jasa yang diperlukan dengan cepat dan dapat menunda pembayaran hingga jangka waktu tertentu. Kemudian, kebanyakan paylater sudah terintegrasi dengan sejumlah marketplace, sehingga memudahkan masyarakat untuk bertransaksi.
Dari segi bisnis, layanan paylater juga bisa menjadi opsi bagi pelaku usaha untuk mencari barang dan jasa tanpa perlu memikirkan biaya di awal.
Meski dengan kemudahan-kemudahan yang ditawarkan tersebut, ada beberapa hal yang harus diwaspadai ketika menggunakan paylater.
Perencana keuangan Andy Tri Nugroho mengatakan, sebelum memutuskan menggunakan paylater mana yang akan kita pilih, sebaiknya perhatikan dan pahami skema pengembalian yang ditawarkan.
“Termasuk besaran bunga dan tenor yang dikenakan kepada kita. Jadi yang kita pilih adalah yang paling memungkinkan kita untuk bisa kita mengembalikan pinjaman tersebut tanpa terlalu memberatkan,” jelasnya.
Saat ini, bunga pinjaman paylater lebih tinggi dibandingkan kartu kredit, yaitu berkisar 1,75 persen per bulannya. Selain bunga dan tenor, hal yang perlu diperhatikan adalah denda yang dikenakan ketika kita terlambat membayar cicilan paylater.
Penggunaan paylater yang tepat kata Andy, adalah untuk pembelanjaan kebutuhan yang bersifat sangat penting saja.
“Bisa dijadikan alternatif untuk pembelian barang yang menunjang bisnis atau bisa membeli barang yang bisa dijual kembali sebagai alternatif untuk mengatur kas atau menambah potensi bisnis agar memperoleh penghasilan lebih baik,
maka paylater bisa jadi solusi,” ungkap Andy.
Hal yang membuat banyak orang terjebak dengan paylater hingga tagihan membengkak adalah penggunaannya yang cenderung untuk memenuhi gaya hidup semata dan bukan karena terdesak.
“Semisal ganti gadget hanya karena mengikuti trend, atau beli tiket pesawat untuk jalan-jalan dan hal lainnya kadang dilakukan secara berulang, sehingga hutangnya jadi menumpuk,” jelas Andy.
Selain itu hal yang membuat penggunanya kewalahan adalah limit yang diberikan tidak besar. Keterbatasan limit yang diberikan memaksa masyarakat harus menggunakan beberapa aplikasi atau marketplace yang memiliki layanan paylater untuk mendapatkan pembelian yang dibutuhkan.
1 Komentar