Readtimes.id– Hujan deras yang mengguyur kabupaten/kota di Sulawesi Selatan sejak sore hingga malam hari dapat mengancam produksi areal persawahan yang tersebar di 24 kabupaten/kota di provinsi itu.
“Jika hujan deras tidak redah hingga esok, maka dikahwatirkan tanaman padi yang baru berumur sebulan, bahkan ada yang belum berumur 3 minggu dapat rusak,” kata salah seorang petani di Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, Abd Wahid, Kamis, menanggapi kondisi sawahnya akibat tergenang air.
Menurut Ketua Kelompok Tani Toddopuli ini, tanaman yang terendam air atau kelebihan air tiga hari berturut-turut dapat dipastikan akarnya akan menjadi bonyok dan akhirnya batang dan daunnya ikut rusak.
Dia mengatakan, saat ini saja hampir seharian tergenang air dan tidak ada jedah hujan yang turun sejak sore hari hingga malam hari. Hal senada dikemukakan petani di Kecamatan Minasa Te’ne, Kabupaten Pangkep, Rustam.
Menurut dia, selain tanaman padi yang terancam rusak akibat kelebihan air, tanaman holtikultura juga bakal rusak.
Sebagai gambaran, tanaman cabai, tomat dan sayuran yang dikembangkan warga yang memanfaatkan lahan dan halaman rumahnya, juga sudah terendam air setinggi pergelangan kaki hingga lutut.
“Kalau selama ini, petani sebagian besar menanam padi, semenjak pandemi COVID-19 mulai memanfaatkan lahan dan pekarangan untuk menanam memenuhi kebutuhan dapur sehari-hari,” katanya.
Namun, lanjut dia, dengan hujan deras yang mengguyur sejak sore hingga malam hari, tanaman yang dikembangkan itu terancam tidak dapat hidup lagi karena kelebihan air.
Sementara itu, berdasarkan data dan informasi yang dilansir laman website Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar hari ini sebagian besar daerah dari 24 kabupaten/ kota di Sulsel mengalami hujan.
Sementara prakiraan cuaca pada Jumat (27/5), sebagian daerah sudah mulai cerah berawan seperti Kabupaten Maros, Kota Palopo, Sengkang dan Pinrang. Sedang Kota Makassar diprediksi cerah.
Sumber : Antara
Editor : Ramdha Mawadda
Tambahkan Komentar