Judul Buku: Ishani
Penulis: TBEE Tribuana
Penerbit: Beranda
Tahun terbit: 2020
Tebal: 174 halaman
Readtimes.id– Mencintai mimpi dengan cara mewujudkannya adalah kekuatan baginya untuk melangkah. Kepahitan hidup yang dimiliki, ia teguk seumpama obat yang mampu menyembuhkan. Seperti itulah Ishani Tunggal Dewi digambarkan dalam sebuah novel karya notaris TBEE Tribuana. Gadis kecil titipan orang tua.
Jerat kemiskinan mencekik keluarga Ida dan Prayoga (orang tua Ishani) menjadi alasan mengapa gadis berumur sembilan tahun itu berakhir di rumah sang nenek. Ishani kecil yang belum paham apapun harus menjalani hidup jauh dari kedua orang tuanya.
Dalam novel ini, kehidupan Ishani sesungguhnya dimulai dari sini. Lumrahnya, nenek adalah tempat paling aman untuk orang tua menitipkan anaknya. Namun tidak bagi Ishani. Sang nenek ialah kontra dari asumsi itu. Ia tak begitu mengurusi Ishani bahkan sedikit lebih buruk dari apa yang dibayangkan.
Lingkungan sekolah menjadi obat akan kegetiran di dalam rumah. Beruntung Ishani punya tiga kawan yang melengkapi kekurangan itu. Merekalah sumber kekuatan Ishani untuk melangkah dan bermimpi, keluar dari jerat kemiskinan. Mimpi besar itu ia bentangkan dan mereka percaya bahwa ia bisa sampai ke sana.
Hidup Ishani berjalan sebagaimana mimpi yang harus ia wujudkan. Sedari dini, si kecil Ishani mengumpulkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan sekolah. Ia dikenal cerdas dan memiliki kebaikan hati, bahkan sangat baik oleh lingkungan yang ia tinggali. Walau ada saja suara bising yang tak percaya dengan mimpi seorang Ishani.
Kebaikan hatinya menjadi tiket keajaiban hidup di setiap langkah yang diambilnya. Itu terjelaskan di setiap bab dalam novel ini. Salah satunya adalah ketika langkah itu ia percayakan kepada Jakarta untuk menemui mimpinya berkuliah.
Namun, hidup memang begitu sulit ditebak. Ishani kecopetan dan sempat membuatnya goyah. Ia tahu betul apa yang menimpanya kala itu. Tapi, Ishani punya sesuatu yang mendarah dalam dirinya “mencintai mimpi dengan cara mewujudkannya”. Kekuatan yang begitu nyata ia rasakan.
Selayaknya hidup, ada saja hal yang sulit untuk ditebak. Perempuan paruh baya bernama Lastri si pedagang minuman keliling yang ia temui di stasiun tanpa beban mengajak Ishani tinggal bersama yang kemudian hari menjadi ibu angkatnya. Di keluarga Lastri, Ishani menjelma harapan. Kecerdasan yang ia miliki membawa perubahan dari segi kehidupan, terutama finansial mereka. Tidak hanya bagi keluarga, namun juga bagi lingkungan sekitar.
Ishani memulainya dengan membantu Lastri menjajakan dagangan dengan strategi penjualan berbeda dari yang lain. Ia menjual murah barang dagangan Lastri agar lebih banyak mendapatkan pembeli. Lebih baik untung sedikit setiap hari daripada banyak tapi tidak berulang kali. Di samping itu, ia juga menjadi kernet angkutan umum yang di kemudian hari ia sulap menjadi sebuah agensi travel antar kota.
Diakhir cerita, gadis titipan itu menjadi sosok tangguh dan disenangi banyak orang. Perempuan dengan sejuta kebaikan yang terbalaskan dengan pencapaian gemilang. Ia adalah orang yang percaya pada satu pesan “mencintai mimpi dengan cara mewujudkannya”.
Sebagai catatan, jangan berharap ada konflik besar dari novel ini, sebab karakter Ishani nampaknya memang tidak diberi beban itu oleh penulisnya. Sejak awal ia dibuat menjadi sosok yang selalu belajar atas apa yang menimpanya. Kegetiran, kesedihan dan kesusahan diramu menjadi kekuatan untuk mewujudkan sebuah mimpi, keluar dari kemiskinan. Memang di setiap bab ada cerita baru yang menampilkan masalah baru pula. Namun, itu diselesaikan dengan sikap positif sang tokoh.
Akan tetapi jika ada pertanyaan tentang novel ini, mungkin salah satu pertanyaan yang muncul adalah mengapa seorang notaris menulis novel dengan latar cerita yang jauh dari potret seorang notaris. Untuk menemukan jawabannya, saksikan di episode lanjutan Readtimes Inspiring hanya di Reaadtimes TV. Selamat menunggu.
Tambahkan Komentar