RT - readtimes.id

Jenis Terapi yang Cocok untuk Pengidap Bipolar Disorder

Readtimes.id — Tepat hari ini 30 maret 2022 adalah hari peringatan bipolar disorder. Tujuan hari bipolar ini agar stigma sosial tentang bipolar menghilang dan terdapat penerimaan di lingkungan sekitar. Berangkat dari hal tersebut, tema peringatan bipolar disorder tahun ini adalah #BipolarTogether.

Bagi para penderita gangguan bipolar, peringatan ini dijadikan sebagai momentum untuk mengetahui kondisi, pengobatan yang tersedia, dan upaya strategi mengatasi dampak dari bipolar disorder.

Yuk cari tahu bagaimana si pengidap bipolar disorder menjalani terapinya.

Psikolog Rebecca S. Wijaya MPsi Psikolog mengatakan bahwa psikoterapi yang menjanjikan untuk pengidap bipolar adalah CBT, Interpersonal Therapy, dan DBT.

Cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif merupakan jenis psikoterapi yang bertujuan membantu pasien dalam hal mengidentifikasi, mengatasi perilaku yang dapat menjadi sebab munculnya gejala gangguan bipolar.

Psikoterapi yang kedua adalah Interpersonal Therapy. Tujuan dari psikoterapi ini adalah mengatur pola keseharian dan aktivitas yang dijalani oleh pengidap bipolar, contohnya seperti waktu istirahat, waktu makan, dan waktu tidur. Menurut psikolog, aktivitas yang terjaga dengan konsisten dapat mengendalikan gejala gangguan bipolar.

Sementara psikoterapi DBT (Dialectical Behavior Therapy) sesuai dengan namanya, terapi ini dilakukan dengan cara berdialog. Biasanya terapi ini dilakukan dengan banyak orang dan tentunya tetap melibatkan terapis.

Selain terapi, pengidap bipolar disorder tentunya mengonsumsi obat-obatan. Karena jika hanya terapi saja, hal tersebut tidak efektif.

“Harus menggunakan obat, karena ini merupakan gangguan mood (suasana hati), tanpa obat psikoterapi tidak akan berhasil,” ujar psikolog Rebecca pada Readtimes (30/3).

Adapun obat-obatan yang biasanya dikonsumsi adalah obat penyeimbang suasana hati dan obat antidepresan.

Perlu diketahui juga, para pengidap bipolar disorder belum memiliki kepastian untuk sembuh 100%, melainkan gejalanya bisa dikendalikan meskipun suatu saat akan kambuh lagi. Sehingga, terapi-terapi dan obat-obatan seperti yang dijelaskan tadi merupakan upaya yang dilakukan saat si penderita kambuh.

Editor : Ramdha Mawaddha

Dewi Purnamasakty

2 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: