Readtimes.id– Di tengah kecemasan publik dalam menghadapi krisis pandemi yang tak kunjung berlalu, media massa punya andil menyampaikan harapan lewat informasi yang disajikan.
Seperti diketahui, beberapa wilayah di Indonesia kini tengah menghadapi gelombang kedua badai pandemi Covid-19. Hal ini membuat pemerintah menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM) darurat hampir di seluruh daerah untuk menekan penyebaran virus.
Tak ayal, pemberitaan terkait perkembangan Covid-19 di setiap daerah serta berbagai kebijakan yang diambil untuk menangani situasi krisis menjadi santapan publik Tanah Air setiap hari. Tiada hari tanpa berita Covid- 19, demikian kiranya.
Kendati menjadi hal yang penting untuk diketahui publik, pemberitaan jumlah korban yang terus berjatuhan, kelangkaan alat kesehatan, efek vaksin, serta krisis ekonomi yang disampaikan media sering kali membuat tingkat kecemasan publik semakin tinggi.
Oleh karenanya, dalam menyajikan sebuah informasi, sebuah media perlu menggunakan pendekatan jurnalisme krisis atau harapan yang fokus utamanya adalah menyelamatkan jiwa manusia. Termasuk memberi harapan di tengah situasi krisis sekalipun, seperti yang diungka pakar media Universitas Hasanuddin, Muliadi Mau kepada readtimes.id.
Hal ini dapat ditempuh dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan melihat sebuah objek berita dan menyajikannya lebih komprehensif alias tidak parsial sehingga tidak menimbulkan kebingungan atau kecemasan publik.
“Adapun yang tidak kalah penting berikutnya adalah menghadirkan sumber-sumber yang kredibel dalam setiap karya jurnalisnya,” terangnya.
Narasumber yang kredibel datang dari individu, lembaga atau otoritas berwenang yang berhak menyampaikan informasi seputar pandemi. Tujuannya tidak lain untuk meminimalisir hoaks di tengah krisis yang tentunya semakin memperburuk situasi.
Menurut Mulyadi, dalam situasi demikian secara tidak langsung media tengah menjalankan salah satu fungsinya, yakni edukasi untuk publik.
Lebih dari itu adalah hal teknis yang tidak kalah penting selain menyajikan berita secara komprehensif maupun menghadirkan narasumber yang kredibel. Yaitu pemilihan kata atau diksi oleh sang jurnalis saat mengeksekusi berita.
“Sebagai media memang dituntut menyajikan fakta yang sebenar-benarnya, namun untuk mengemas fakta itu tidak menjadi sesuatu yang menyeramkan dan semakin mencemaskan publik di tengah krisis, seorang jurnalis perlu memperhatikan pilihan kata dalam setiap tulisannya, “tutupnya.
Tambahkan Komentar