Readtimes.id– Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sulawesi Selatan mengkritik desain bangunan Universitas Hasanuddin (Unhas) yang dinilai belum ramah untuk kelompok disabilitas, utamanya disabilitas fisik.
Hal ini disampaikannya ketika menjadi pembicara dalam launching Program Suara Inklusi, kerja sama Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin dan Readtimes.id pada Senin 20 Mei 2024, di gedung Ipteks Unhas.
“Jika memang gedung ini adalah untuk publik harusnya desainnya juga untuk publik, artinya apa? Desainnya turut memperhatikan kebutuhan kelompok rentan yakni kelompok disabilitas. Terus terang kami dan teman-teman kesulitan untuk mengakses tempat ini tadi,” ujar Faluphy Mahmud.
Hal ini kemudian direspon oleh Kepala Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin, Ishak Salim yang menjadi moderator pada acara launching program tersebut. Ia mengatakan masih kesulitan untuk mendapat ruang pertemuan yang representatif di Unhas dimana aksesnya tidak menyulitkan kelompok disabilitas karena semua gedung ada tangganya.
Baca juga: Membangun Aktivisme Inklusif dengan Perspektif Interseksionalitas
“Kami sudah pernah diskusikan ini sebelumnya bersama Readtimes, dan kami yakin ini bakal jadi kritikan. Tapi pada momen ini kami juga berharap ini kemudian bisa jadi masukkan untuk Unhas dan kampus-kampus yang lain agar dapat mendesain bangunan atau gedung pertemuan yang lebih inklusif, ” ujar Ishak.
Seperti yang diketahui Universitas Hasanuddin kini tengah menggaungkan kampus inklusif melalui penerimaan mahasiswa penyandang disabilitas dan adanya Pusat Disabilitas Universitas Hasanuddin.
Kendati demikian hal ini belum berlaku untuk desain bangunan yang masih belum ramah disabilitas. Masih banyak bangunan yang aksesnya menggunakan tangga tanpa lift atau pun area khusus untuk disabilitas.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar