Readtimes.id– Jika pemilihan Presiden digelar hari ini, maka Ganjar Pranowo yang paling berpeluang menang. Ini bisa dibuktikan dari beberapa hasil survei yang dirilis sejumlah lembaga sepekan terakhir yang menunjukkan keunggulan Gubernur Jawa Tengah itu.
Adapun yang terbaru adalah hasil survei yang dirilis Center for Political Communication Studies (CPCS). Dari survei yang berlangsung pada 5-15 Oktober 2021 itu, CPCS menunjukkan adanya tren peningkatan elektabilitas Ganjar. Dari awalnya di bawah Prabowo Subianto, kini justru melampaui elektabilitas menteri pertahanan itu.
Diketahui dalam data tersebut tingkat elektabilitas Ganjar sebesar 17,2 persen sementara Prabowo 16,4 persen. Ganjar unggul 0,8 persen.
Baca Juga : Survei CPCS: Elektabilitas Ganjar Ungguli Prabowo
Keunggulan ini menurut pengamat politik Universitas Hasanuddin, Sukri, sebagai dampak dari berbagai faktor. Salah satunya adalah ketidakseriusan Prabowo dalam menunjukkan dirinya ke hadapan publik bahwa ia akan maju lagi bertanding di 2024.
“Selama ini yang berkoar-koar bahwa Prabowo akan mencalonkan diri hanya Gerindra sebagai partai bukan Prabowo sebagai tokoh,” terangnya pada readtimes.id.
Gerakannya pun bahkan tidak senyata Ganjar yang meskipun tidak terang-terangan menyatakan maju, namun melalui sejumlah gebrakannya di Jawa Tengah juga aktivitas di media sosial untuk berkomunikasi dengan masyarakat, mampu menjadikan ia sosok yang turut diperhitungkan. Selain kemudian relawan-relawannya yang juga aktif bergerak dan pandai mengolah isu.
Adapun salah satu isu yang membuat nama Ganjar kembali disoroti adalah terkait drama “celeng vs banteng” belum lama ini. Seperti diketahui celeng adalah sebutan untuk sejumlah kader PDIP di Jawa Tengah yang mendeklarasikan Ganjar sebagai Presiden, dimana bertentangan dengan sinyal PDIP yang selama ini lebih mengarah pada Puan Maharani.
Baca Juga : Antara Ganjar, Puan dan PDIP
“Bagaimana kemudian cara Ganjar Pranowo menyikapi isu tersebut dengan tenang dan bijaksana itu tanpa disadari telah meraih simpati publik, selain kemudian keberhasilan media untuk terus mengolah isu,” tambah Sukri.
Lebih jauh lagi menurutnya terkait unggulnya Ganjar adalah karena masyarakat mulai bosan dengan nama-nama lama di Pilpres yang sebelumnya mendominasi dalam dua periode Pemilu.
Masyarakat mulai nampak melirik sejumlah kepala daerah, menteri, juga pemimpin partai sebagai figur capres alternatif. Seperti yang diketahui belakangan tidak hanya nama Ganjar Pranowo saja yang diperbincangkan. Meskipun elektabilitasnya tidak tinggi, nama-nama seperti Agus Harimurti Yudhoyono, Erick Thohir, Airlangga Hartarto, juga mulai dilirik dalam sejumlah hasil survei.
“Jadi ya tidak heran jika kemudian nama- nama yang sebelumnya di bawah Prabowo termasuk Ganjar elektabilitasnya terus menunjukkan kenaikan dibandingkan Prabowo yang meskipun tinggi tapi stagnan,” pungkasnya.
Tambahkan Komentar