
Judul : Lady Macbeth dari Mtsensk
Penulis : Nikolai Leskov
Penerjemah : Maulan Yodha Permana (dari bahasa aslinya, Rusia)
Penerbit : moooi
Tahun : Juli 2023
Tebal : vi + 119 halaman
Cinta yang terlalu dalam dan tak terkontrol telah menghancurkan Katerina Lvovna Izmailova. Perempuan yang lahir dari keluarga miskin ini, menikah dengan saudagar gandum yang usianya dua kali lipat lebih tua darinya, terperangkap dalam asmara terlarang dengan seorang pria muda, dan terlibat dalam rangkaian pembunuhan, hidupnya hancur berkeping-keping.
Begitulah gambaran besar alur kisah kehidupan Katerina dalam novel “Lady Macbeth dari Mtsensk”, yang ditulis oleh pengarang besar Rusia, Nikolai Leskov. Novel yang terbit pada 1865 ini terbilang klasik, dan jadi salah satu karya monumental sang penulis, yang tak lama kemudian dialihwahanakan ke dalam opera. Dalam versi terbitan Indonesia yang jadi bahan ulasan kali ini, novel ini langsung diterjemahkan dari bahasa sumbernya, Bahasa Rusia.
“Lady Macbeth dari Mtsensk” yang relatif pendek ini, memberikan gambaran kepada pembaca—khususnya kalangan pembaca abad ini—bagaimana relasi kuasa antar kelas sosial pada masa itu, setidaknya abad 19 di Rusia semasa novel ini terbit. Relasi kelas sosial yang dibalut dalam konteks kehidupan rumah tangga ini menambah pengetahuan kita pula terkait kedudukan perempuan dalam Masyarakat.
Kisah “Lady Macbeth dari Mtsensk” bermula dari masuknya Katerina, yang kemudian disebut Lady Macbeth dari Mtsensk, ke dalam kehidupan seorang saudagar kaya yang mengambilnya sebagai istri, Zinoviy Borisych. Katerina berumur 24, dan suaminya 50 tahun. Ia meninggalkan lingkungannya yang miskin dan pindah ke rumah besar mertuanya, Boris Timofeich Izmailov.
Suami Katerina sebetulnya sudah pernah menikah, tapi 20 tahun pernikahan pertamanya usai dan ia pun menduda. Dan ketika sudah lima tahun menikah dengan Katerina, suaminya masih belum beruntung karena Katerina belum pula hamil.
Masalah mulai muncul saat suaminya harus pergi berhari-hari karena bendungan pabrik penggilingan gandum milik keluarga suaminya jebol. Pada masa inilah muncullah satu tokoh pria bernama Sergey, yang begitu lihai merayu Katerina. Di Tengah-tengah kebosanan dan ketidakbahagiaan yang dialami Katerina selama tinggal di rumah mewah, ia pun dengan mudah jatuh cinta kepada Sergey.
Barangkali sudah bisa ditebak apa yang terjadi kemudian: mereka menjalin asmara, asmara yang terlarang. Berbab-bab novel ini mengurai kebahagiaan yang dirasakan oleh Katerina. Kita sebagai pembaca seolah-olah diajak melupakan keberadaan mertua dan suami Katerina. Yang ada hanya Katerina dan Sergey, sepasang ‘kekasih’ yang sedang mabuk cinta.
Sepandai apa pun seseorang menyembunyikan bangkai, pasti bakal tercium juga oleh orang terdekat. Itulah yang kemudian akan kita temukan: mertua Katerina mengetahui ‘kejahatan moral’ si Sergey, lantas menyiksanya dalam ruang hukuman. Tapi, seperti kita tahu jika Katerina begitu tergila-gila dengan Sergey, dia pun membujuk mertuanya untuk melepaskan Sergey.
Mertuanya dia sajikan minuman yang dia isi benda beracun. Dan inilah pembunuhan pertama Katerina. Dia tentu saja beruntung karena tak satu pun yang menaruh curiga pada kematian mertuanya itu. Dia kembali dapat melanjutkan jalinan asmaranya dengan Sergey.
Nampaknya, hubungan gelap ini tercium pula oleh suaminya, lalu ketika pulang ke rumahnya, dia mulai ‘mengadili’ Katerina, yang mulai berani berbicara dan menyanggah pembicaraan. Sergey yang juga berada di tempat juga mulai berani berkomplot melawan tuannya itu. Dan bersama-sama mereka merenggut nyawa si Zinoviy Boriscyh. Dan inilah pembunuhan kedua yang dia lakukan.
Kematian Zinoviy sempat membuat orang penasaran, tapi perlahan-lahan dia dilupakan. Dan Katerina mewarisi kekayaan suaminya, dan hubungan asmaranya dengan Sergey terus berlanjut. Tapi kemudian masalah lain muncul: keluarga suaminya turut mengklaim kekayaan yang dimilikinya, yang artinya dia harus berbagi kekayaan. Dan kekayaan suaminya harus dia bagi dengan keponakannya yang masih kecil.
Turut diprovokasi oleh Sergey yang mulai menampakkan karakter serakahnya, ponakannya tersebut lantas dicekik sampai mati. Dan inilah pembunuhan ketiga yang diperbuat Katerina. Dan sialnya, pembunuhan ini menjadi yang terakhir sekaligus yang menjerumuskan mereka berdua ke dalam penjara.
Katerina yang hamil akhirnya melahirkan di penjara. Tapi, beruntungnya Katerina, bayinya lantas diambil dan diasuh oleh keluarga suaminya karena dianggap hasil benih suaminya. Katerina sendiri merasa hancur, dan hanya punya perhatian pada Sergey.
Namun, sikap Sergey semakin menjauh darinya, dan semakin serakah. Apalagi dengan masuknya dua tokoh baru dalam cerita yang nantinya akan menghancurkan Katerina secara total. Novel berakhir dengan Katerina mendorong seorang perempuan sesama tahanan yang jadi kekasih baru Sergey ke tengah ombak bersama dirinya. Mereka berdua ditelan ombak besar. Pembaca dibuat menggantung, apakah Katerina, atau keduanya, selamat atau tidak.
Begitulah, novel ini berkisah dengan lancar, penuh dengan ketegangan, kemuraman, dan membuat dada pembaca menjadi sesak. Kisah yang memang pantas menjadi klasik dan terus diabadikan dengan diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.
Selama ini kita hanya mengenal beberapa karya dan penulis Rusia yang telanjur sering disebut-sebut: Leo Tolstoy, Dostoevsky, Maxim Gorky, Anton Chekov, dan lain-lain. Padahal, Nikolai Leskov turut andil dalam memberikan warna kesusastraan klasik Rusia, dan dipuji oleh banyak pengarang semasa atau setelahnya.
Nikolai Leskov meninggal pada 1895. Dalam beberapa sumber, disebutkan bahwa kehidupan pribadi dan perjalanan karir kesusastraannya sama-sama berat. Secara pribadi, ayahnya meninggal karena kolera. Pernikahannya juga berjalan dengan berat: istrinya mengalami semacam masalah mental dan masuk rumah sakit khusus penanganan masalah mental. Anak pertamanya meninggal dunia. Nikolai Leskov pernah bekerja pada kantor pengadilan kriminal dan bertindak sebagai investigator.
Barangkali perjalanan hidupnya dan karirnya ini turut pula mempengaruhi novel yang dia tulis. Karena kasus kriminal berupa pembunuhan demi pembunuhan yang dilakukan Katerina, tokoh yang dia ciptakan, tentu mengingatkan kita kepada pekerjaannya. Tapi ini hanya perkiraan mentah saja. Kita tak akan menyesal membaca karya klasik yang bermutu. Dia ditulis berabad-abad lampau, namun rasa-rasanya kita terasa diseret masuk ke dalam masa itu, seakan-akan ikut berada di masa lalu itu.
Tambahkan Komentar