RT - readtimes.id

Kisah-Kisah Perlawanan dan Pembebasan dalam Qur’an

Judul : Kisah-Kisah Pembebasan dalam Qur’an
Penulis : Eko Prasetyo
Penerbit : Resist Book
Tahun : 2016
Tebal : 357 halaman

Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi tuntunan dalam menjalankan agama dengan baik dan benar. Lembaran-lembarannya menjadi pusat semesta nilai-nilai beragama. Namun demikian, rasa-rasanya jarang sekali—untuk tidak mengatakan tidak ada—ada tafsir pembebasan yang bersifat universal atas qur’an. Aspek perlawanan sosial dan ekonomi yang dilancarkan para nabi dan rasul jarang mendapatkan tempat untuk dikisahkan.

“Kisah-Kisah Pembebasan dalam Quran” adalah buku yang hadir mengisi kelangkaan tema tersebut. Eko Prasetyo, sang penulis buku yang merupakan aktivis sosial, mengajak kita menyelami kembali bagaimana nabi dan rasul berhadapan dengan kekuasaan yang zalim atau dengan umat yang kadang bebal pada zamannya. Dengan demikian, Qur’an tak hanya bergelut dengan urusan ritual, namun juga bisa jadi pegangan bagi perjuangan sosial.

Menariknya lagi, narasi buku ini dibuat sesederhana dan sepuitik mungkin. Sehingga kita cenderung dibawa masuk ke dalam perenungan demi perenungan, alih-alih ke dalam informasi baru. Gaya provokatif penulis—bagi para pembaca buku-buku Eko akan tahu dia sering menulis bertemakan perlawanan—nyaris alpa di sini. Ada nuansa dongeng di sana. Mungkin, seperti diakui penulis sendiri dalam kata pengantarnya, ia menulis buku ini atas kerinduannya pada aktivitas mendongeng bagi anak-anak di pesantren.

Belum pula penulis dengan berani kadang memasukkan sudut pandang para kaum budayawan maupun intelektual sohor dalam melihat sepak terjang para nabi dan rasul dalam memperjuangkan keadilan sosial pada zamannya. Maka di dalam buku ini kita akan berjumpa dengan Karl Marx, Ali Syariati, Karen Armstrong, Quraish Shihab, hingga penyair mendiang Rendra.

“Kisah-Kisah Pembebasan dalam Qur’an” berisi 26 bab (di luar dua kata pengantar). Judul-judulnya ditulis dengan nama-nama nabi dan rasul, maupun nama umat yang terkenal dalam sejarahnya. Sebuat saja misalnya, “Namanya: Adam & Hawa”, “Ayub, Kesadaran yang Militan”, Syu’aib: Penentang Kapitalisme”, Dawud: kekuatan Pemimpin”, “Isa: Sang Penebus”, “Muhammad: Sang Pembaharu”, “Bani Israil: Kisah Para Pembangkang”, dan sebagainya.

Jika ditelisik tema-tema di dalam buku ini, kita akan mendapatkan tiga bagian. Pertama, bagian yang berkisah tentang nabi dan rasul. Kedua, kisah-kisah orang saleh dan salehah. Dan ketiga, kisah umat yang bebal. Dan ketiga tema itu diberikan tafsir pembebasan yang menarik.

Selami saja bab berjudul “Syu’aib: Penentang Kapitalisme”. Eko memberi tafsir dengan menggunakan kacamata marxisme dalam menganalisa usaha Syu’aib menentang kapitalisme yang dalam bentuknya adalah menentang praktik mengurangi takaran dalam kegiatan ekonomi. Rujukan utama tafsir Eko dalam tulisan ini adalah ayat qur’an surah Hud ayat ke 84 yang mengatakan, “dan kepada Madyan saudara mereka, Syu’aib. Dia berkata, Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-sekali tiada tuhan bagi kamu selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan, sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik dan sesungguhnya aku khawatir terhadap kamu akan azab hari yang meliputi.”

Di dalam kisah Syu’aib ini kita akan melihat betapa teguh perlawanan dan penentangannya terhadap kapitalisme, terhadap praktik culas dalam berdagang. Dan Syu’aib dalam usahanya menentang praktik culas tersebut harus berhadapan dengan penentangan balik para elit di lingkungannya yang merasa kepentingannya tengah dirongrong.

Atau berenanglah dalam lautan kisah terkenal Musa yang menentang kezaliman Fir’aun. Musa yang tumbuh dengan kegelisahan dan pertanyaan dalam kepalanya atas penindasan yang dilakukan Firaun, kemudian harus meninggalkan istana untuk meneguhkan perlawanannya. Fir’aun yang memerintah pada masa perbudakan lantas dilawan oleh Musa.

Masih banyak kisah-kisah perlawanan dan pembebasan lainnya yang dihadirkan melalui kisah para nabi dan rasul di dalam buku ini. Membacanya akan membangkitkan dan meneguhkan komitmen kita pada keadilan sosial, kesetaraan manusia, dan mengajak kita agar senantiasa melawan kezaliman.

Eko Prasetyo berhasil membawa pesan-pesan pembebasan dalam quran ke luar dan tersaji di hadapan kita. Kita akan memahami bahwa isi Alquran bukan hanya dibaca dan dihafal semata-mata. Namun, lebih dari itu, qur’an memberikan kita mutiara-mutiara kisah tiada tandingan dalam kaitan kritik sosial dan komitmen kita kepada tegaknya keadilan dan kemanusiaan.

Dedy Ahmad Hermansyah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: