Readtimes.id – Industri pariwisata adalah salah satu terkena dampak akibat pandemi Covid-19. Bisnis pariwisata, baik dilihat dari sisi maskapai penerbangan, hotel, maupun agen perjalanan mengalami kerugian yang parah. Saat lockdown, di Indonesia lebih dari 1.500 hotel ditutup. Sementara itu agen perjalanan dan perusahaan maskapai juga harus menangguhkan jadwal perjalanan.
Jumlah kerugian pun bisa semakin membengkak jika memperhitungkan dampak pembatalan haji dan umrah sekaligus. Pada 2020 sekitar 1 juta jemaah umrah dan 17.500 jemaah haji, hal ini penyelenggara haji kehilangan omzet Rp22,5 triliun.
Akibat pandemi Covid-19, perusahaan travel akan kehilangan potensi pendapatan 123 juta dolar AS atau Rp1,84 triliun (kurs Rp15.000 per dolar AS) dari batalnya pemberangkatan 12.300 jemaah haji khusus tahun 2020.
Awal pandemi Covid-19, banyak pelaku usaha pariwisata terpaksa menutup usahanya, baik sementara maupun secara permanen. Lockdown berakibat pada pelaku pariwisata mau tak mau harus memutar otak untuk bisa survive meski tanpa ada pemasukan.
Raidatusakinah M Nur, SKM, M.Kes, Direktur KHAER TOUR & TRAVEL , merasakan dampak lockdown pada Maret 2020 lalu. Akhir Februari semua jamaah umrah diharuskan pulang ke Indonesia, dan itu adalah rombongan terakhirnya.
“Sampai saat ini jujur, walaupun ada beberapa destinasi, sudah buka itu kayak di Turki, wisata domestik dan lainnya tapi kami belum berani mengambil risiko,” ujarnya kepada readtimes.id Jumat, 29 Januari 2021.
Dinas Perhubungan telah mengeluarkan surat larangan terbaru, bahwa semua Warga Negara Asing dilarang masuk ke Indonesia sampai 25 Januari. Namun diperpanjang hingga 6 Februari 2021.
Semenjak Indonesia lockdown, daerah yang pendapatan utamanya adalah wisata sangat terkena dampak, meski sekarang ada destinasi lokal, Raida belum berani mengambil resiko. Sebagaimana kita ketahui, salah satu wisatawan untuk tempat wisata Indonesia juga berasal dari luar seperti Labuan Bajo, Bali, Jogja itu betul-betul bisa kita lihat dampaknya.
“Meski Umrah sudah perbolehkan, ada berbagai macam pertimbangan sebab harus diukur risikonya, biar jamaah aman. Berwisata saat sekarang tidak ada yang bisa memprediksi segala hal yang bisa terjadi. Kita tidak bisa tahu kapan seseorang terjangkit Covid-19.”
Secercah harapan dengan gerakan vaksinasi yang dilakukan Indonesia dan di negara negara lain. Gerakan vaksinasi juga sudah mulai dilaksakan di Saudi Arabia. Menurut Raida, target Maret 2021 Negara Saudi sudah selesai untuk melakukan vaksinasi ke seluruh warga negaranya.
Jadi mungkin setelah Maret, itu berangsur-angsur ada sedikit pelonggaran, untuk warga negara asing yang masuk ke negaranya. Selain umrah, ada juga domestik nasional dan internasional, seperti Labuan Bajo, Bali, Malang, Jogja, Malaysia, Singapore, Thailand, Dubai, Palestine, dan sebagainya.
KHAER TOUR & TRAVEL tetap bertahan di masa pandemi, dengan membuat Edukasi Wisata yaitu liburan online. Wisata online yang lakukan dari dokumentasi kegiatan tour dan travel yang pernah laksanakan sebelum pandemi. Membuat konten video dan membagikan dibeberapa media sosial.
Selanjutnya, melakukan kerjasama dengan rekanan di beberapa daerah baik di Indonesia maupun di Luar Negeri. Memberi virtual wisata dengan jadi live di Instagram, Facebook atau media sosial laninya untuk menunjukkan beberapa lokasi wisata.
Selain menjual jasa wisata online, juga menjual kurma, air zam sam dan lainnya. Penjualan itulah merupakan pendapatan dari travel. Meski sedikit, yang penting adalah pemasukan.
“Pendapatan, luar biasa drastis saat pandemi Covid-19 seperti ini. Postifnya kami memanfaatkan untuk sertifikasi dan akreditasi travel. SDM diikutkan sertifikasi profesi seperti, sertififikasi tour leader, sertifikasi tour guide, sertifikasi di ticketing, serta sertifikasi marketing,”
Pandemi membuat KHAER TOUR & TRAVEL berhenti sejenak, dengan meningkatkan kualitas travelnya. Akditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) sudah selesai, serta Perizinan Umrah dari Kementerian Agama juga selesai.
Pemasaran lewat online dan offline, KHAER TOUR & TRAVEL punya agen tersebar diseluruh Indonesia. Tersebar di Sulawesi, Merauke, Papua, hingga Kalimantan.
Tambahkan Komentar