Readtimes.id– Skor imbang menjadi kesimpulan akhir laga PSM Makassar kontra Persik Kediri pada Senin (18/12). Sayangnya, laga ini harus diwarnai kontroversi.
Pertandingan berjalan seperti biasa pada awalnya, kedua tim bermain lepas sembari mencari celah permainan lawan. Sayangnya, hingga 85 menit laga berjalan, gol burung datang.
Barulah pada menit ke-86, PSM berhasil memasukkan si kulit bundar ke gawang Persik Kediri. Bola hasil tandukan Yuran Fernandes terlihat melewati garis gawang tim tuan rumah.
Meski sudah terlihat gol, nyatanya wasit urung mengesahkannya. Alhasil, protes berdatangan meski wasit menyatakan permainan tetap berlanjut. Anehnya, wasit malah mengesahkan gol PSM setelah beberapa saat setelahnya.
Kali ini, giliran tim tuan rumah yang layangkan protes. Suasana yang kian tidak kondusif pada akhirnya membuat wasit memutuskan untuk menunda laga yang sudah hampir selesai tersebut.
Pada akhirnya, setelah sempat ditunda hingga sejam, pertandingan kembali dilanjutkan. Sial bagi PSM, mereka malah kebobolan oleh gol Jeam Kelly Sroyer. Pasukan Ramang akhirnya pulang dengan 1 poin saja.
Laga ini kembali menggambarkan bahwa Liga 1 Indonesia tidak pernah benar-benar berubah. Terlepas dari ketiadaan teknologi garis gawang atau VAR, keputusan plin plan wasit menjadi contoh bahwa kualitas sang juru adil masih perlu ditingkatkan lagi.
Keputusan wasit di Liga 1 Indonesia sudah menjadi bahasan yang sering diperbincangkan. Bahkan, pada 4 Oktober 2023 lalu, Komite wasit telah menghukum 15 wasit Liga 1 dan 8 asisten wasit karena kesalahan yang dilakukan.
Sayangnya, Komite Wasit urung menjelaskan kesalahan yang dilakukan para perangkat pertandingan dan bentuk hukuman yang diberikan kepada mereka. Hingga pada akhirnya, kinerja wasit kembali menjadi sorotan dalam laga PSM Makassar lawan Persik Kediri.
Di sisi lain, performa dua wasit Jepang pada dua laga Liga 1 mendapat banyak komentar wasit. Tak hanya keputusan yang pasti, para pemain pun terlihat enggan melakukan protes berlebih kepada wasit.
Meski demikian, menghadirkan wasit luar negeri tentunya bukan garansi kualitas jangka panjang. Sudah seharusnya Indonesia bisa memanfaatkan segala peluang untuk memperbaiki diri jika memang benar ingin berbenah.
Editor: Ramdha Mawaddha
47 Komentar