RT - readtimes.id

Makna di Balik Kostum Para Cawapres di Debat Pilpres

Readtimes.id– Para pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden di debat Pilpres tidak hanya mencuri perhatian melalui gagasan yang disampaikan, melainkan juga dengan kostum yang mereka gunakan.

Pakar komunikasi politik Universitas Muslim Indonesia, Muhammad Idris mengungkapkan bahwa melalui kostum yang digunakan oleh para paslon, mereka sejatinya ingin menyampaikan pesan pada publik.

Menurutnya, warna kostum itu merupakan simbol komunikasi visual yang sangat kuat. Warna dalam konteks komunikasi visual memiliki daya tarik visual tinggi, karena manusia makhluk visual yang melihat sesuatu yang nampak lebih dulu.

“Dalam pesta politik, warna itu menampilkan bagaimana karakter yang dikenal masyarakat,” ujar Idris pada Readtimes, Selasa 23 Januari 2024.

Penampilan pasangan nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar misalnya, konsisten dengan mengenakan kemeja putih dan celana warna hitam serta jas hitam. Kata Idris, warna ini secara psikologi memiliki makna kewibawaan, keberanian, dan kehormatan.

Berikutnya, paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terlihat mengenakan parka berwarna biru tua yang melambangkan ada perasaan nyaman, aman, percaya diri, kuatan, dan empati.

“Mereka yang menyukai warna biru itu hidupnya stabil, dan orang yang suka warna biru itu ada sisi melankolisnya,” tambah Idris.

Muhammad Idris (Doc. Pribadi)

Selanjutnya paslon nomor 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, kostum yang digunakan sebelumnya dominan putih, namun dalam konteks debat dia berganti ingin menyesuaikan dengan tema.

Dan saat debat keempat memakai kostum kemeja hijau melambangkan pecinta alam dipadu rompi bertuliskan slogan Sat Set. Pada tulisan Sat Set ada pesan yang mau disampaikan, yaitu bisa menyesuaikan dengan cepat.

Kendati menarik perhatian, menurut Idris warna kostum debat tidak dapat menarik pemilih yang sudah konsisten menentukan pilihan.

“Warna kostum dalam debat capres-cawapres tidak bisa menarik pemilih yang sudah konsisten menentukan pilihan, dan yang belum menentukan pilihannya mungkin saja masuk dalam generasi z yang mungkin masih merubah pilihan. Makanya simbol-simbol warna bisa saja menarik kelompok yang belum menentukan pilihan, untuk yang sudah menentukan pilihannya ya tidak akan terpengaruh dengan semua itu,” tambahnya. (HD)

Editor: Ramdha Mawaddha

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: