Readtimes.id – Postur ABPN 2021 akan fokus pada 4 hal; penanganan kesehatan terutama Covid-19, perlindungan sosial, pemulihan ekonomi dan dukungan untuk UMKM, terakhir reformasi struktural baik di bidang kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, dan sebagainya.
Pemerintah akan menghabiskan 2.750 triliun, angkanya naik 0.4 persen dari tahun 2020 lalu. Rincian alokasinya di antaranya bidang kesehatan 169,7 triliun, pendidikan Rp 550 triliun, infrastruktur 417,4 triliun, perlindungan sosial 408,8 triliun, ketahanan pangan 99 triliun, dan pembangunan bidang teknologi dan informasi yang sebesar 26 triliun.
Berapa alokasi APBN untuk penanggulangan bencana melalui BNPB?
Perlu disyukuri, DPR akhirnya mengabulkan permintaan tambahan anggaran BNPB sebesar 51.2 miliar rupiah. Sehingga total anggaran untuk BNPB tahun 2021 menjadi 813.12 miliar. Angka itu naik sedikit jika dibandingkan tahun 2020 lalu sebesar 715.41 miliar.
Sebenarnya anggaran bencana sejak tahun 2012 naik turun derastis. Dari data Kementerian Keuangan, alokasi anggaran untuk BNPB di tahun 2012 1.3 triliun, di 2013 naik menjadi 2.97 triliun, kemudian turun lagi di 2014 2.67 triliun, di tahun 2015 naik 3.4 triliun, turun di 2016 menjadi 2.2 triliun, di 2017 naik 2.64 triliun, kemudian turun derastia di 2018 hanya sebesar 742 miliar.
Di tahun 2019 alokasinya kembali terjun menjadi 619.4 miliar. Kemudian naik di 2020 715 miliar, hingga 2021 naik lagi menjadi 813 miliar.
Jika dihitung-hitung secara kasar, sejak 2012 total kenaikan anggaran mencapai 2.1 triliun berfluktuasi hingga mencapai angka tertinggi 3.4 trilliun di 2015. Namun sejak 2015, angkanya berfluktuasi kembali. Total turunnya hingga tahun 2021 sebesar 2.587.
Mari bandingkan dengan angka jumlah bencana dari tahun ke tahun. Dikutip dari situs bnpb.go.id, Readtimes merangkum total bencana tahun 2012 1.780 dengan jumlah rimah rusak 54.060.
Tahun 2013 turun sedikit menjadi 1.666 dengan jumlah rumah rusak 89.718. Tahun 2014 naik lagi menajdi 1.961 dengan jumlah rumah rusak 55.496. Di 2015 turun 1.694 dengan jumlah rumah rusak 25.532.
Tahun 2016 angkanya naik tajam menjadi 2.306, dengam jumlah rumah rusak 47.798. Di 2017 naik lagi menjadi 2.866 triliun dengan jumlah rumah rusak 49.731. Di 2018 masih naik lagi menjadi 3.397 dengan jumlah rumah rusak 370.153.
Tahun 2019 angkanya terus naik menjadi 3.814, dengan jumlah rumah rusak 73.724.Di tahun 2020 jumlahnya turun menjadi 2.925 kasus.
Jika melihat data di atas, kenaikan jumlah bencana dan jumlah kerusakan terus naik sejak tahun 2016 hingga 2019. Namun anggaran untuk BNPB di periode itu hanya naik sekali yakni sebesar 400 miliar pada tahun 2016 ke tagun 2017. Alokasinya terus turun di 2018 hingga 2019. Kemudian naik sedikit di 2020 dan 2021.
Apakah fluktuasi anggaran untuk BNPB sudah proporsional dengan rata-rata jumlah bencana setiap tahunnya?
Tambahkan Komentar