Readtimes.id– Makassar International Writer Festival (MIWF) menggelar sesi diskusi yang mengajak kita kembali melihat dan memperingati 25 Tahun Reformasi yang berlangsung di Gedung Chapel, Fort Rotterdam, Jumat 9 Juni 2023.
Dalam kegiatan tersebut diundang sejumlah penulis serta seniman untuk menyampaikan sejauh mana cita-cita reformasi terealisasikan dari sudut pandang profesi yang dijalankan.
“Kalau kita perhatikan, berkah dari reformasi adalah munculnya komunitas-komunitas yang pada saat orde baru itu belum ada, salah satunya MIWF ini,” ucap M. Nawir, salah satu pembicara dalam sesi diskusi.
Berkaitan dengan pernyataan sebelumnya, Nawir juga memaparkan bahwa salah satu pendorong reformasi ini tidak terlepas dari gerakan mahasiswa.
“Mahasiswa-mahasiswa yang dulunya melakukan reformasi bisa kita lihat sekarang telah menduduki posisi penting dalam tatanan kenegaraan, dalam hal ini legislatif,” tambah Nawir.
Selain itu, pembicara selanjutnya, Erica Hestu Wahyuni menyampaikan pandangannya dari perspektif jurnalistik maupun seniman kini mendapat porsi lebih di ruang publik.
“Pada orde baru, buku-buku dan seniman dibatasi ruangnya. Hingga masuk ke era reformasi, akhirnya muncul banyak seniman-seniman kontemporer yang mendapat ruang publik yang memadai,” jelas Erica.
Tak hanya itu, dengan adanya reformasi juga secara tidak langsung mendukung dan lebih menghargai perempuan maupun kebebasan pers.
“Luka-luka yang hadir kemudian adalah pemerkosaan perempuan yang dulunya tidak diakui dan tidak dibicarakan. Kini dengan adanya kebebasan pers kini dapat melindungi orang-orang,” ucap pembicara lainnya Evi Mariani.
Perjalanan 25 tahun reformasi tentu memberikan banyak efek positif kepada berbagai aspek. Ditandai dengan adanya Undang-Undang Kebebasan Pers, kerja-kerja komunitas, serta gerakan-gerakan aktivis yang mulai memperjuangkan kepentingan masyarakat yang tidak disorot.
Disisi lain, Armandio memaparkan terkait hal-hal yang belum dicapai reformasi hingga saat ini.
“Yang tidak tercapai sepertinya value (nilai) yang dibawa di masa reformasi tidak disampaikan secara jelas kepada generasi berikutnya,” ujar Armandio.
Editor: Ramdha Mawaddha
1 Komentar