RT - readtimes.id

Mengenal Multiple Sclerosis, Penyakit yang Bisa Melumpuhkan Saraf

Readtimes.id– Seperti yang kita ketahui, sistem kekebalan tubuh merupakan suatu sistem kompleks yang saling bekerja sama melindungi tubuh terhadap penyakit dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Saat ini sistem kekebalan tubuh masih terus terusik dengan adanya virus Covid-19. Meski begitu, ada banyak hal yang tidak kita ketahui tentang gangguan yang bisa saja menggerogoti sistem kekebalan tubuh kita. Lantas apa yang terjadi ketika sistem pertahanan tubuh manusia terganggu dan menyebabkan kerusakan dalam tubuh?

Penyakit tersebut lazim disebut multiple sclerosis. Saat mengalami kondisi ini, sistem imun tubuh justru menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf, sehingga menyebabkan miskomunikasi antara otak dan seluruh tubuh.

Penyakit ini berpotensi mempengaruhi sistem saraf pusat, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan saraf optik. Ini disebut sebagai penyakit progresif dari sistem saraf yang menyebabkan masalah komunikasi antara otak dan seluruh tubuh.

Ketika sistem kekebalan mempengaruhi selubung pelindung yang menutupi serabut saraf. Penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan atau kemunduran saraf yang sifatnya permanen.

Gejala multiple sclerosis dapat bervariasi, namun yang paling umum adalah mati rasa pada satu atau lebih pada anggota badan. Ada juga orang yang merasakan sensasi seperti sengatan listrik yang mungkin terjadi di leher, terutama jika leher ditekuk ke depan.

Seseorang yang menderita multiple scleroris kemungkinan akan sering buang air kecil, sembelit, kelelahan, tremor, otot-otot lemah serta kejang. Beberapa gejala lain dari multiple scleroris juga terjadi penglihatan yang kabur, perubahan emosi serta sulit berkonsentrasi.

Dilansir dari Antara, gejala dari kondisi ini sangat bervariasi dan terutama bergantung pada saraf mana yang terpengaruh dan jumlah kerusakan yang ditimbulkan. Mereka yang memiliki multiple scleeosis parah mungkin kehilangan kemampuan untuk berjalan secara mandiri, sementara yang lain mungkin menderita remisi untuk waktu yang lebih lama tanpa menunjukkan gejala baru.

Dikutip dari Indian Express, dr. Rahul Bhargava, direktur hematologi, onkologi dan transplantasi sumsum tulang, Fortis Memorial Research Institute, Gurugram, India mengatakan, hal ini cenderung mempengaruhi perempuan dibanding laki-laki dan perokok cenderung memiliki lebih banyak lesi dan penyusutan otak sehingga dengan demikian, lebih mungkin untuk menderita penyakit ini.

Meskipun tidak ada obat yang pasti untuk multiple sclerosis, pengobatan biasanya berfokus pada memperlambat perkembangan penyakit, pemulihan yang cepat dari serangan dan tremor dan mengelola gejalanya.

Beberapa pilihan pengobatan yang biasa dianjurkan termasuk kortikosteroid, diresepkan untuk mengurangi peradangan saraf. Namun, kemungkinan ada beberapa efek samping seperti insomnia, peningkatan tekanan darah dan perubahan suasana hati.

Kendati demikian, ketika kita mengalami pandangan kabur atau pandangan ganda, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Konsultasi dengan dokter sebelum mengambil obat-obatan adalah pilihan yang tepat.

Fransiska Ignasia

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: