Readtimes.id- Perkembangan pariwisata saat ini menjadi daya tarik dalam merangsang munculnya berbagai potensi industri. UMKM sebagai penggerak ekonomi wilayah memegang peranan penting khususnya dalam sektor ekonomi kreatif.
Melihat situasi tersebut, tidak salah jika pariwisata dan UMKM mendapat perhatian lebih dalam upaya menciptakan ekonomi pariwisata berkelanjutan.
Salah satu desa di Sulawesi Selatan yang memiliki pesona wisata dan UMKM potensial yakni Lembang Embatau, Kabupaten Toraja Utara.
Desa dengan luas wilayah 3,50 km2 ini merupakan daerah pegunungan yang subur dengan karakteristik masyarakatnya yang masih menjunjung tinggi adat dan budaya Toraja.
Berangkat dari kondisi demografi tersebut, tak heran jika daerah ini menyajikan destinasi wisata yang masih alami dan penuh sejarah. Lantas, seperti apa pesona wisata dan UMKM di Lembang Embatau? Berikut penjelasannya yang berhasil dirangkum oleh readtimes.id.
- Permandian Landorundun Embatau
Permandian Landorundun adalah permandian bersejarah karena menjadi saksi pertemuan Putri Landorundun dan Raja Bone bernama Bendurana.
Landorundun sendiri merupakan cerita rakyat toraja yang sangat terkenal. Kala itu, sehelai rambut Putri Landorundun putus saat sedang mandi di sungai, lalu sehelai rambut itu dimasukkan ke dalam kulit jeruk dan dibuang ke sungai sikuku’, Lembang Embatau.
Singkat cerita, rambut itu ditemukan oleh Bendurana dan berniat mencari pemiliknya. Hingga akhirnya, mereka menikah dan menetap di kerajaan Bone.
Hingga kini, sungai Landorundun’ masih lestari dengan segala historinya. Meski demikian, ada beberapa pantangan yang perlu diperhatikan wisatawan saat berkunjung, yakni tidak boleh memakai pakaian hitam dan makan cabai selama sehari.
Tidak diketahui secara pasti alasan dibalik larangan tersebut, namun sebagai pendatang sebaiknya menghormati budaya masyarakat setempat.
- Tongkonan Banua Pua
Lembang Embatau sebagai desa wisata memiliki rumah khas Toraja berupa tongkonan yang berukuran besar bernama tongkonan banua pua atau dalam bahasa Toraja disebut rumah tongkonan besar.
Tongkonan yang dibangun atas biaya dari Dinas Pariwisata Pusat ini berada di Dusun Kata Gorang.
Berdasarkan informasi dari Kepala Dusun, tongkonan Banua Pua telah dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri.
Tak heran, jika rumah adat Toraja ini pernah dikunjungi ratusan orang turis. Selain itu, wisatawan yang datang pun diperbolehkan menginap langsung di tongkonan ini secara gratis karena milik pemerintah.
- Kuburan Batu Sumpia’
Kuburan batu merupakan destinasi wisata khas Toraja yang juga terdapat di Lembang Embatau. Makam tebing di Dusun Sumpia’ ini merupakan salah satu kuburan batu tertua sekaligus terbesar di Lembang Embatau.
Dari luar, kuburan-kuburan ini memiliki lubang yang mana setiap lubang batu tersebut berisi lebih dari satu mayat. Ukuran lubang cukup besar, sekitar 3 meter kali 5 meter. Sementara tingginya mencapai belasan meter dari permukaan tanah.
Masyarakat Toraja percaya bahwa kuburan batu. Sebelum mayat ditempatkan di liang, ada tradisi unik yang dilakukan masyarakat Toraja sebelum pemakaman, yakni rambu solo.
Upacara adat penyempurnaan kematian ini dilakukan untuk menghormati dan mengantarkan jenazah pada kehidupan abadi.
Selain destinasi wisatanya yang penuh sejarah serta sarat makna dan filosofi, Lembang Embatau juga memiliki UMKM yang menjanjikan. Hal ini karena usaha tersebut dilakukan secara turun temurun sehingga potensi pasarnya tidak diragukan lagi. Berikut beberapa UMKM potensial di Lembang Embatau:
- Kerajinan Miniatur Tongkonan
Hampir setiap daerah memiliki karya kerajinan yang khas dan menarik. Adapun salah satu kerajinan khas Toraja yang juga dibuat masyarakat Lembang Embatau yakni miniatur tongkonan, dimana miniatur ini diukir dan dibentuk sesuai desain asli dan bentuknya menyerupai rumah adat Toraja.
John Tandi, salah satu pengrajin asal Dusun Sumpia’ mengaku telah belasan tahun menggeluti pekerjaan ini. Dalam seminggu, ia bisa menghasilkan 10-20 buah dengan ukuran yang sama. Adapun hasil produknya telah dipasarkan hingga luar daerah dengan harga bervariatif, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan rupiah.
- Pandai Besi
Di Lembang Embatau, setidaknya terdapat 10 pelaku UMKM pandai besi yang sebagian besar berada di Dusun Tiroan.
Kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun ini ternyata masih tetap bertahan serta dikelola baik sebagai potensi yang utuh. Karenanya tak heran jika desingan suara mesin pemotong pelat besi dan las listrik masih mendengung kencang di kawasan tersebut.
Salah satu pandai besi terlama di Lembang Embatau adalah Yalolo. Pria yang juga bekerja sebagai aparat lembang itu menggeluti profesi tersebut sejak 2003 atau 20 tahun.
Meski sudah berusia, Yalolo masih sibuk mengambil peran di tempat produksi depan rumahnya. Di tempat itu, Yalolo bisa menyelesaikan berbagai alat pertanian.
Kini, Yalolo selalu memasok barang-barangnya hingga ratusan buah dengan pesanan yang datang dari daerah di seluruh Indonesia.
- Usaha Kain Tenun Khas Toraja
Produk fashion berbasis keunikan budaya suatu daerah menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen. Tak cuma batik, kain tenun khas Toraja juga menjadi produk fashion yang kian meroket.
Selain sebagai mata pencaharian, usaha kain tenun juga menjadi salah satu langkah untuk tetap mempertahankan warisan turun temurun.
Kain tenun Toraja memegang peranan penting dalam berbagai macam upacara adat karena berfungsi sebagai simbol kemakmuran dan kejayaan.
Lembang Embatau sebagai desa wisata juga memiliki UMKM tenun khas Toraja. Tepatnya di Dusun Sumpia’, salah satu warga sukses menjalankan bisnis produk kain tenun dengan model bervariasi.
Dalam kesehariannya, ia menenun di waktu luang selepas mengurus rumah tangga dan upacara adat. Adapun produk tenun yang dihasilkan sebagian besar dibuat dalam bentuk baju adat dengan mayoritas warna hitam dengan variasi warna terbatas.
Itulah sederet pesona wisata dan UMKM potensial di Lembang Embatau. Meski letaknya yang berada di daerah pegunungan dan jauh dari kota, namun Lembang Embatau menyimpan berbagai destinasi wisata yang memanjakan mata nan penuh sejarah, begitu pun potensi UMKM yang bernilai ekonomis.
5 Komentar