RT - readtimes.id

Menilik Kesenjangan Kualitas Pendidikan Negeri dan Swasta

Readtimes.id– Media sosial sempat diramaikan dengan cuitan warganet di Twitter yang menceritakan pengalamannya saat memilih sekolah unggulan. Sekolah swasta kemudian banyak menjadi pilihan bagi siswa dan orang tua karena dianggap punya mutu pendidikan yang lebih baik ketimbang negeri.

Sekolah negeri yang disediakan pemerintah dengan segala fasilitas gratis, mulai dari kelas hingga guru digaji pemerintah. Sedangkan sekolah swasta berbayar karena tidak dikelola pemerintah dan negara.

Karena berbayar inilah, penyediaan sarana dan prasarana, tenaga pendidik dan fasilitas lainnya juga sangat diperhatikan sekolah swasta. Sedangkan sekolah negeri hanya bisa menunggu pemerintah untuk memberikan fasilitas untuk menunjang pelaksanaan pendidikan.

Pemerhati pendidikan Doni Koesoema menilai tidak semua sekolah negeri memiliki kualitas yang buruk. Ada beberapa sekolah negeri yang tetap memiliki kualitas yang baik. Namun, citra baik sekolah swasta menjadi salah satu pertimbangan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya di sekolah swasta.

“Image sekolah swasta kan baik, selain itu karena berbayar orang juga bisa jadi gengsi-gengsian. Kalau sekolah di swasta bayarnya mahal-mahal,” jelasnya.

Doni memang tak menampik bahwa beberapa sekolah dan perguruan tinggi swasta memiliki pengelolaan pendidikan lebih baik. Sebab, sekolah swasta dinilai memiliki keunikan dan kekhasan yang tidak dimiliki sekolah negeri. Salah satu keunggulan sekolah swasta menurut Doni adalah kualitas tenaga pendidiknya.

Semua pengajar atau guru di sekolah swasta harus memiliki kemampuan lebih di bidangnya. Lewat tahapan seleksi yang ketat, pengajar di sekolah swasta memiliki kompetensi terbaik dan dituntut untuk mengajar secara profesional.

Rendahnya Mutu Pendidikan

Pengamat pendidikan Indra Charismiadji juga tidak memungkiri keunggulan beberapa sekolah swasta di Indonesia. Ia Kemudian menyoroti mutu pendidikan Indonesia yang buruk, bahkan posisi Indonesia di tingkat dunia dari segi sistem dan kualitas pendidikan masih menjadi salah satu yang terburuk.

Berdasarkan data yang dipublikasi oleh World Population Review, pada tahun 2021 lalu Indonesia masih berada di peringkat ke-54 dari total 78 negara yang masuk dalam pemeringkatan tingkat pendidikan dunia.

Selain itu, pemerataan pendidikan di Indonesia juga masih menjadi kendala, terlebih sekolah negeri yang menjadi satu-satunya pilihan bagi masyarakat di daerah terpencil dengan akses yang sulit dan fasilitas yang buruk. Hal ini turut menyumbang citra buruk pendidikan Indonesia.

“Kualitas pendidikan dan sekolah di Indonesia itu sudah merata, sama-sama jeleknya,” ujarnya.

Kemudian, Indra juga menyoroti permasalah kurikulum pendidikan di Indonesia yang tidak memberikan perubahan signifikan pada kualitas pendidikan. Ia mengatakan kurikulum hanya menjadi budaya ketika berganti menteri pendidikan, maka akan ada pergantian kurikulum.

“Kurikulum hanya berganti-ganti nama, namun apakah ganti menteri ganti kurikulum itu meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia? Faktanya setiap tahun, justru semakin buruk kualitas pendidikan kita. Pemerintah gak ada upaya untuk membuat inovasi baru,” pungkasnya.

I Luh Devi Sania

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: