RT - readtimes.id

Mudik Virtual dan Rindu Yang Tidak Selesai

Lebaran tahun ini tentu berbeda dengan lebaran biasanya. Kita tidak lagi bertemu secara nyata, bersalam-salaman, pun menghabiskan banyak waktu bersama keluarga dan orang terkasih.

Tidak mudik untuk kedua kalinya di tahun 2020 dan tahun ini pastinya sangat berat, di masa COVID-19 yang kita tidak tahu kapan selesainya, semua serba terbatas. Beberapa tahun lalu, kita masih bebas mudik dan bertemu dengan saudara, namun sekarang dibatasi, Beberapa tahun lalu, kita masih bebas bersalam-salaman pun mengobrol, namun sekarang perlu menjaga jarak dan menggunakan masker.

Veruswati et al (2021) mengungkapkan bahwa perayaan tradisional (traditional celebration) dikaitkan dengan penyebaran COVID-19 dimana terdapat peningkatan angka kejadian COVID-19. Hal inilah yang membuat Pemerintah memberlakukan larangan mudik di Indonesia terkait adanya Lebaran Idul Fitri baik pada tahun 2020 maupun pada tahun ini. Handayani, Kusumawati, dan Indraswari (2021) juga menjelaskan bahwa pada saat Idul Fitri, banyak sekali tradisi yang dilakukan di Indonesia, beberapa diantaranya adalah: mudik, shalat idul fitri, silaturahmi, dan sebagainya. Hal inilah yang dikhawatirkan bisa menimbulkan lonjakan angka penyebaran COVID-19.

Ellyana Dwi Farisandy, M.Psi., Psikolog Mengatakan; “Tidak apa-apa merasa sedih, kecewa, marah, bahkan menganggap semua ini tidak adil. Teman-teman adalah manusia, yang berhak untuk merasa.” Namun, terkadang kita perlu untuk mengorbankan sesuatu demi mendapatkan sesuatu yang lebih besar. Secara psikologi, ada yang disebut sebagai love language atau Bahasa kasih. Bahasa kasih adalah perilaku yang kita tunjukkan untuk mengekspresikan kasih sayang, pun kerinduan kita terhadap orang yang signifikan dengan kita—terutama keluarga.

“Biasanya, seseorang memiliki satu hingga dua bahasa kasih yang dominan. Bahasa kasih ini tidak terbatas sebagai penerima, namun juga sebagai pemberi.”

1. Act of service, yakni seseorang mengekspresikan kasih sayangnya dalam bentuk perilaku. For these people, action speaks louder than words. Jika dikaitkan dengan saat ini, mungkin mengirimkan gofood atau grabfood juga bisa dilakukan ya.

2. Quality time, yakni seseorang mengekspresikan kasih sayangnya dalam bentuk perhatian tanpa interupsi. Jika dihubungkan dengan saat ini, mungkin bisa quality time dengan cara melakukan video call atau call.

3. Physical touch, yakni seseorang mengekspresikan kasih sayangnya dalam bentuk sentuhan fisik, seperti pelukan, berjabat tangan, menepuk punggung, dan sebagainya. Sayangnya, hal ini tidak bisa dilakukan karena adanya physical distancing. Tapi tidak apa-apa. Semoga tahun depan, Teman-teman yang memiliki Bahasa kasih physical touch juga bisa mengaplikasikannya ya.

4. Receiving gifts, yakni seseorang mengekspresikan kasih sayangnya dalam bentuk hadiah, seperti memberikan hampers pun uang THR kepada sanak saudara.

5. Words of affirmation, yakni seseorang mengekspresikan kasih sayangnya dalam bentuk kata-kata yang positif dan menenangkan, seperti menanyakan kabar, mengucapkan ‘aku kangen lho sama kamu’, dan sebagainya.

Nah di momen mudik virtual seperti saat ini memendam semua perasaan bukanlah hal yang baik. Memendam perasaan tidak akan bisa membuat perasaan itu terselesaikan dengan sendirinya. Malah akan semakin terakumulasi yang tentu saja membuat kita tidak nyaman. Jadi, akan lebih baik jika kita mulai sedikit demi sedikit mengekspresikan segala perasaan yang ada dalam diri. Jika rindu, boleh saja untuk saling berkabar, saling mengirim pesan, telepon, pun video call. Memang tidak akan selega saat bertemu langsung. Tapi setidaknya kita tahu bahwa orang yang kita rindukan sedang baik-baik saja. Dan jika waktunya tepat, kita akan berkumpul dan bertemu kembali dengan keadaan yang lebih baik dari saat ini.

“Manusia memiliki kemampuan adaptasi yang sangat baik. Kemajuan teknologipun sangat membantu. Jadi walaupun tidak bertemu secara tatap muka, semoga tetap bisa sedikit menyembuhkan segala kerinduan yang telah memuncak dengan adanya chat, call, pun video call, ya.”

Semoga, dengan tetap menjaga jarak dan mengikuti aturan pemerintah, COVID-19 akan segera berlalu dan lebaran berikutnya, kita akan bisa berkumpul kembali tanpa terbatas jarak.

Fransiska Ignasia

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: