RT - readtimes.id

Padat Karya, Solusi di Tengah Pandemi ?

Readtimes.id – Pemerintah meluncurkan sejumlah strategi Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) tahun 2021. Salah satu formulasi yang menjadi kebijakan pemerintah yakni program padat karya. Padat karya, seperti namanya bertujuan untuk melibatkan masyarakat secara luas untuk ikut pada sejumlah proyek pemerintah.

Lawat program padat karya, pemerintah percaya mampu mendongkrak pemulihan ekonomi nasional dimasa pandemi serta warga yang terdampak pandemi secara langsung. Berbagai kebijakan program padat karya yang dijalankan oleh pemerintah tersebar di berbagai kementerian dan lembaga.

Untuk Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saja,  lewat  Program Padat Karya Tunai (PKT) pada tahun 2021 pemerintah mengeluarkan total anggaran tidak kurang dari Rp 18,42 triliun. Belum lagi sejumlah kementerian dan lembaga lain yang jika ditaksir total besaran bagi program padat karya bisa mencapai lebih dari Rp 64,7 triliun.

“Langkah pemerintah dalam meredam efek pandemi Covid- 19 lewat program padat karya memang cukup strategis, karena pandemi secara faktual menghantam segala sendi kehidupan rakyat terutama masyarakat kelas bawah. Lewat program padat karya, mereka yang menjadi korban PHK, kaum miskin kota yang kehilangan pendapatan memiliki solusi sementara”, ulas Ibnu Munzir Kapala Bidang Data dan Informasi Bappeda Kota Palu kepada readtimes.id

Ibnu Munzir meyakini secara jangka pendek, cara ini cukup efektif untuk meredam gejolak sosial ekonomi masyarakat, apa lagi scatter effect (efek pencar) dari pelaksanaan program padat karya dalam menggerakkan ekonomi masyarakat pada tingkat mikro. Sebab uang hasil padat karya tersebut tidak mungkin dijadikan tabugan, pasti akan langsung untuk kebutuhan belanja dan konsumsi .

Namun yang mesti jadi perhatian pemerintah, sebaiknya program  padat karya bukan sekedar padat  tenaga dan sumberdaya manusia.  Namun ‘padat karya’ tentu harus melahirkan karya yang sesuai sasaran yang benar-benar bermanfaat. Seperti perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur jalan, drainase dan berbagai kegiatan yang punya nilai investasi sosial yang punya efek panjang seperti  budidaya tanaman produktif, pengembangan ruang terbuka hijau dan kegiatan antisipasi serta mitigasi potensi bencana.

 Program padat karya juga bisa digunakan bagi pengembangan dan rehabilitasi daerah kumuh yang selama ini banyak menjadi persoalan perkotaan. Peran padat karya juga dapat menjadi suatu alternatif, sehingga tujuan jangka pendek yaitu untuk membangkitkan ekonomi rumah tangga tercapai dan tujuan strategis jangka menengah yaitu untuk perbaikan kawasan dan peningkatan mutu kualitas hidup masyarakat juga dapat terasa.

Terakhir, Kapala Bidang Data dan Informasi Bappeda Kota Palu berpesan tantangan terbesar program seperti padat karya yakni duplikasi program dan penerima manfaat. Ketika orang dan program hanya berputar pada orang yang sama, kelompok yang sama, dan banyak orang yang harusnya menjadi penerima manfaat justru diabaikan. Maka pada saat itu, padat karya akan menjadi bagian dari masalah baru, bukan solusi baru.

Rahmad M. Arsyad

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: