
Readtimes.id– Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengeluarkan analisis geologi kejadian gempa bumi yang melanda Kabupaten Cianjur pada Senin, (21/11).
Seperti yang diketahui selain menimbulkan kerusakan parah, gempa dengan kekuatan magnitudo M5,6 ini juga menelan 103 korban jiwa, menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Selasa (22/11/2022) pukul 09.55 WIB.
Morfologi wilayah pusat gempa yang umumnya berupa dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff) dan aluvial sungai yang sudah mengalami pelapukan diduga menjadi penyebab tanah di daerah Cianjur rawan goncangan.
“Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter tersebut pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi,” demikian yang dikutip pada laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi pada Selasa, 22 November 2022.
Selain itu, dalam analisa ini juga disebutkan bahwa berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi, kedalaman dan data mekanisme sumber dari BMKG dan GFZ Jerman, kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif.
Untuk diketahui keberadaan sesar aktif yang lokasinya berada pada bagian timur laut zona sesar Cimandiri ini hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya. Oleh karenanya masyarakat diminta untuk tetap waspada akan potensi terjadinya gempa susulan.
Tambahkan Komentar