RT - readtimes.id

Perlukah Menjadi Jagoan Super untuk Mencintai dan Bersetia?

Judul                     : Semua Temanku adalah Jagoan Super

Penulis                 : Andrew Kaufman

Penerbit              : Marjin Kiri

Tahun                   : September 2021

Tebal                     : I – vi + 104 halaman

Meski tidak sepenuhnya sama persis, kalian bisa membayangkan nuansa cerita di dalam novel tipis ini seperti menonton film superhero—katakanlah contohnya The Avengers. Ada Thor dengan palunya yang bisa terbang dan mengendalikan cuaca; Hulk yang bisa membesar dan kuat jika dia marah; Iron Man dengan kemampuan terbangnya yang cepat; dan sebagainya.

Namun, “Semua Temanku adalah Jagoan Super” adalah novel tipis tanpa adegan perang dan adu fisik. Dan para superheronya juga dengan kekuatan yang agak aneh, absurd, dan ganjil. Ditambah pula cerita utamanya adalah tentang cinta. Sungguh perpaduan yang menarik, bukan? Novel yang ditulis oleh Andrew Kaufman, penulis dari Ontario ini, adalah satu kisah cinta yang dramatis-romantis berbalut narasi yang kocak dan seru. Bayangkan segala perasaan yang saling bertabrakan—lucu-sedih, tawa-tangis, senyum-cemberut, semuanya akan kita dapatkan satu paket dalam seratusan halamannya.

Cerita berpusat pada tokoh laki-laki bernama Tom. Tom hidup di wilayah Ontario yang berisi orang-orang dengan jagoan super yang memiliki puspa ragam kekuatan—kekuatan aneh yang akan membuat kita senyum-senyum atau (nyaris) terpingkal-pingkal. Nama para jagoan super tersebut juga dijuluki dengan kemampuan yang mereka miliki.   Ada puluhan nama julukan di dalam novel ini: ada Si Perfeksionis, Si Nanti, SI Gadis Tv, Si Hipno, Si Bagi Dong, Si Peredam Penat, Si Nyonya Serbabersih, Si Waktu, Si Amfibi, Si Katakerja, dan masih banyak lagi. Mereka memiliki kekuatan yang barangkali bisa kita tebak hanya dari julukannya saja.

Hanya Tom yang tidak memiliki kekuatan super, sebab itulah dia tidak memiliki julukan sama sekali. Dan di sinilah menariknya, ketika seorang Tom yang merupakan orang biasa memiliki seorang istri jagoan super yang sangat berambisi pada segala keteraturan, yang tidak suka melihat ketidakaturan, dan bisa menjadikan segala sesuatu menjadi teratur bahkan hanya dengan memikirkannya. Sebab itulah istri Tom dinamakan Si Perfeksionis.

Dua mantan Tom juga seorang jagoan super. Pertama, ada Si Nanti yang selalu mengucapkan kata ‘nanti’ dalam ucapan-ucapannya. Misalnya, ketika Tom berkata kepada kekasihnya itu, “Kita punya menikah dan punya rumah sendiri. Lalu kita punya anak.” Maka akan disahut oleh kekasihnya itu, “nanti.” Dan setiap kali kata ‘nanti’ diucapkan, maka Si Nanti tubuhnya akan menciut secara harfiah. Sampai begitu seringnya mengucapkan kata ‘nanti’, Si Nanti semakin mengecil dan menjadi debu yang hanya bisa dilihat menggunakan mikroskop oleh Tom. Sampai pada akhirnya Si Nanti menghilang dan berakhirlah hubungan Tom dan Si Nanti. Kedua, pacar lain Tom adalah Si Gadis Tv yang sejak kecil suka televisi. Si Gadis Tv akan menangis jika ada tayangan menyedihkan di tv, lalu airmatanya meneteskan tv-tv kecil dari matanya.

Nah, konflik kisah cinta dalam novel ini dimulai pada hari pernikahan mereka pada 14 Agustus. Si Perfeksionis didatangi oleh mantan kekasihnya bernama Si Hipno. Sebagaimana bisa diterka dari namanya, Si Hipno ini memiliki kekuatan menghipnotis orang. Hanya masalahnya, hipnotis Si Hipno membuat Si Perfeksionis tidak bisa lagi melihat Tom.

Pada bagian inilah perjuangan Tom dimulai. Bisa dikatakan momen inilah yang jadi latar suasana novel, diisi dengan semacam memori saat Tom dan Si Perfeksionis masih bersama dalam asmara yang menggebu-gebu. Karena ia begitu mencintai istrinya, Si Perfeksionis, Tom mengikuti ke mana pun si istri pergi dan berusaha mati-matian meyakinkan istrinya bahwa ia ada: mengelus rambutnya di bandara, menyentuh betisnya, saat dalam perjalanan perpindahannya ke tempat lain. Momen-momen di mana ia hanya punya waktu sampai pesawat mendarat untuk meyakinkan istrinya jika ia ADA.

Perjuangan Tom inilah yang sebetulnya menarik rasa simpati pembaca. Tom, si orang biasa, yang tak punya kekuatan apa-apa, tapi berusaha semampu mungkin untuk membuktikan keberadaannya kepada istrinya, menjaga kesetiaan meski ‘tak dianggap’, mati-matian memaksimalkan potensinya untuk tetap setia kepada sang istri. Tom bukan jagoan super, tapi seorang pecinta yang setia.

Saya rasa, novel ini akan menyisakan semacam refleksi kepada kita seusai membacanya. Pertanyaan yang bisa kita ajukan adalah: perlukah menjadi seorang jagoan super agar kita bisa dicintai? Mengapa tetap harus menjaga kesetiaan meski kita tidak dianggap? Dan bagaimana jika kesetiaan tidak berbuah manis?

Kisah cinta Tom dan Si Perfeksionis berakhir dengan semacam harapan. Saat pesawat akan mendarat, Si Tom dalam suasana masih belum terlihat oleh istrinya, di samping istrinya di dalam pesawat:

“Perf, apa yang akan menjadikan momen ini sempurna?”

Ia mencondongkan kepala dan dahi mereka kini bersentuhan. Tanpa suara, bibir Tom membentuk satu per satu kata yang menyusun kalimat yang sama, “Apa yang akan menjadikan ini sempurna?”

Dan Si Perfeksionis dapat melihatnya lagi.

****

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: