RT - readtimes.id

Pertunjukan Seni Budaya Muara Sungai dan Tallo Bersejarah Gelar Workshop Persiapan Tur ke 9 Situs

Readtimes.id– Tallo mempunyai nama besar di masanya. Dulunya Tallo terkenal sebagai sebuah nama kerajaan yakni kerajaan Tallo yang merupakan bagian dari kerajaan kembar yakni Gowa-Tallo.
Kerajaan ini terkenal dengan ungkapan “Sekreji ata na rua karaeng” atau satu rakyat dengan dua raja”. Di Tallo ini pula tempat lahirnya seorang cendekiawan, Mangkubumi Kerajaan Gowa, yang dihormati ilmuwan Barat, yakni Karaeng Pattingalloang.

Ini merupakan sejumlah poin yang mengemuka dalam Workshop Persiapan Tur Sejarah Tallo (Jappa-Jappa ri Tallo), yang diadakan di Kompleks Makam Raja-Raja Tallo, Jalan Sultan Abdullah III, Sabtu, 13 Juli 2024. Workshop dibuka oleh Ferdhiyadi N, penerima program Fasilitasi Pemajuan Kebudayaan 2024 dari Balai-Pelestarian Kebudayaan Wilayah XIX Kemendikbudristek RI.

“Kegiatan ini bukan hanya menentukan titik-titik lokasi yang akan dikunjungi oleh peserta Tur Sejarah Tallo. Namun, sekaligus sebagai pemetaan terhadap sumber daya yang ada dan mendorong orang berkolaborasi pada upaya-upaya pemajuan kebudayaan,” jelas Ferdhi, yang merupakan akademisi dan pegiat kebudayaan.

Workshop dipandu oleh Rusdin Tompo, pegiat literasi, yang juga merupakan Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan. Kisah-kisah dari sumber-sumber tertulis disampaikan dalam forum ini terkait situs-situs sejarah yang ada di Tallo.

Pada kesempatan ini pegiat kebudayaan Tallo juga menyampaikan cerita yang mereka peroleh dari orangtua secara turun-temurun. Mereka mengungkapkan bahwa tempat yang kini secara administratif dikenal sebagai Kelurahan Tallo, Kecamatan Tallo, bukan hanya ada Kompleks Makam Raja-Raja Tallo. Terdapat situs-situs lain, yang tidak banyak diketahui orang, seperti Timongang Lompoa, Bungung Mawara’, Bungung Lompoa ri Tallo (Bungung Masigi), Kompleks Makam Raja Bone XII dan Raja Bone XXII, dan bekas Benteng Tallo di antaranya Bastion Maccini Sombala atau Pabbanderang.

“Kalau kita bicara Makassar, ikonnya dalam konteks sejarah dan budaya itu adalah Tallo. Sedangkan, kalau bicara Tallo, ikonnya adalah Timongang Lompoa,” papar Sudirman, pegiat kebudayaan.

Sudirman, yang aktif di Karang Taruna dan kerap berdiskusi dengan Dewan Adat Tallo, juga menceritakan tentang sejarah nama Kota Makassar, dan sejarah masuknya Islam di Sulawesi Selatan, keduanya punya titik persinggungan dengan Tallo.

Istilah “Akkasaraki” atau “Makkasari”, dalam peristiwa pertemuan Karaeng Matoaya, Raja Tallo VI, dengan lelaki bersorban hijau dan berjubah putih, disebut berkaitan dengan asal mula nama Makassar. Lokasi pertemuan mereka itu, dikenal dengan Timongang Lompo ri Tallo.

Sudirman nantinya juga menjadi salah seorang pemandu dalam kegiatan Tur Sejarah Tallo, Jappa-Jappa ri Tallo. Selain dia, ada pula Adil Akbar, guru sejarah di SMAN 2 Makassar penulis buku tentang Kerajaan Gowa, Rahmatul Yushar, guru sejarah dengan fokus kajian sejarah islam, alumni UIN Alauddin, Makassar, Saenab, warga Tallo yang tinggal dekat Pantai Marbo.

Adil Akbar menyampaikan, berbagai sumber memperlihatkan peran Kerajaan Tallo dalam sejarah maritim di Nusantara. Adapun bukti peninggalannya, yakni Pelabuhan Soekarno-Hatta, yang di masanya masuk wilayah Kerajaan Tallo.

Peserta Tur Sejarah Akan Kunjungi 9 Situs

Ada 9 lokasi situs bersejarah yang akan dikunjungi peserta Jappa-Jappa ri Tallo yang akan dilaksanakan pada, Minggu 21 Juli 2024 yang akan datang.

Acara pelepasan peserta tur dimulai dari Pantai Marbo dan diakhiri di Kompleks Makam Raja-Raja Tallo. Setelah itu peserta akan ke dermaga yang tak jauh dari situ, lalu dengan menumpangi kapal menyusuri muara Sungai Tallo untuk kembali ke Pantai Marbo.

Ferdhi mengungkapkan hingga kini pendaftar kegiatan hingga kini pendaftar kegiatan yang merupakan bagian dari “Pertunjukan Seni Budaya Muara Sungai dan Tallo Bersejarah” mencapai 147 orang dari berbagai latar belakang. Sementara yang akan ikut tur Jappa-Jappa ri Tallo hanya 15 orang. Tur akan dilaksanakan pada Minggu, 21 Juli 2024.

Editor: Ramdha Mawadha

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: