RT - readtimes.id

Politeia Partita Himapol FISIP Unhas, Kritik UKT Hingga Aksi Kekerasan Mahasiswa 

Readtimes.id–Politeia Partita Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik (Himapol) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unhas yang digelar pada Rabu, 22 Maret 2023 tidak hanya menjadi momentum pengukuhan anggota baru, melainkan ruang ekspresi mahasiswa baru mengkritisi tingginya Uang Kuliah Tunggal ( UKT) dan aksi kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa. 

Hal ini disampaikan oleh mahasiswa baru melalui aksi teatrikalnya yang dilakukan sebelum prosesi pengukuhan oleh Wakil Dekan I yang membidangi bagian Akademik dan Kemahasiswaan 

” Mari membayangkan, bagaimana jikalau ternyata permasalahan UKT yang menjadi penghambat mengikuti perkuliahan adalah orang-orang terdekat kita, orang disamping kita, orang yang duduk di sampingmu, orang yang sekelas denganmu, atau bahkan orang itu adalah kamu, ” bunyi prolog pembuka teatrikal. 

Menurut mereka ini adalah sekian dari dampak praktik liberalisasi pendidikan. Kampus yang kini memiliki hak otonomi dalam mengelola sumber pendapatannya bersaing dalam mendapatkan mahasiswa baru, sehingga berbagai jalur masuk pun tersedia termasuk jalur mandiri yang mengharuskan adanya uang pangkal. 

Baca Juga : Kukuhkan Anggota Baru, Himapol FISIP Unhas Akan Gelar Politeia Partita 2023

Beberapa kampus khususnya Unhas juga telah menetapkan uang pangkal yang bertentangan dengan aksesibilitas pendidikan.

“Pasalnya, penerapan uang pangkal tidak melihat keadaan ekonomi seorang mahasiswa dan langsung ditetapkan pada UKT tertinggi,” protes mahasiswa. 

Berdasarkan  survey yang dilakukan Serikat Mahasiswa Unhas pada jangka pembayaran Uang Kuliah Tunggal semester genap tahun ajaran 2022/2023, ditemukan dari jumlah 392 responden, 24 mahasiswa memilih berhenti kuliah, 24 mahasiswa memilih mogok, dan 46 mahasiswa memutuskan untuk cuti. Kondisi ini sedikit banyak menjelaskan secara kuantitatif bagaimana permasalahan UKT yang notabene menjadi dampak dari neoliberalisasi pendidikan, berujung pada sektor pendidikan yang bersifat privat, bukan lagi menjadi hak publik.

Hal ini bertentangan dengan  undang-undang  sendiripun mengamanatkan agar pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. 

Aksi Kekerasan Mahasiswa 

Selain menyampaikan keluhanannya terkait tinggi UKT, mahasiswa baru Himapol FISIP Unhas juga menyoroti terkait lembaga mahasiswa Unhas hari ini. 

” Selamat datang di kampus ayam jantan, kampus yang lembaganya selalu berkelahi sibuk eksis. Siapa yang kalian perjuangkan? kursi kah? Jabatan kakanda kah?tampil di depan maba kah?,” ujar seorang mahasiswa baru di dalam orasinya. 

Menurutnya lembaga kemahasiswaan yang seharusnya hadir untuk mahasiswa kini tidak mempunyai arah perjuangan yang jelas. Gerakan kemahasiswaan hari ini menurutnya adalah milik elit, eksklusif dan cenderung melahirkan penindas. 

“Selalu berdalih melawan penindasan, tapi  dalam pengaderan turut menjadi penindas. Senioritas seolah kunci pergerakan,” tambahnya. 

Untuk diketahui Politeia Partita merupakan tahap ke-empat penjaringan kader Himapol yang dibalut dalam kegiatan inagurasi dengan menampilkan bakat-bakat dan kreativitas mahasiswa. 

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: