Hari Senin yang sangat cerah. Setelah anak-anak selesai malaksanakan upacara bendera, mereka semua menuju kelas nya masing masing untuk belajar di kelas nya.
Hari ini ada empat mata pelajaran yakni, matematika, Bahasa indonesia, Bahasa Inggris, dan Sejarah.
Mata pelajaran yang pertama adalah matematika. Bapak guru menyuruh untuk ,engerjakan halaman 7 sampai 8.
Suasana di dalam kelas nampak hening ketika para siswa sedang mengerjakan soal yang di berikan oleh bapak guru tersebut.
Setelah selesai, kemudian pak guru berpesan kepada murid-muridnya untuk mempelajari materi per-kalian dan pembagian dengan soal cerita karena sewaktu-waktu akan diadakan tes dadakan.
Setelah selesai melaksanakan proses belajar di sekolah, para siswa kemudian pulang kerumahnya masing-masing.
Dinda, Nuryati, dan Indah pulang bersama, mereka bertiga berjalan kaki karena memang jarak sekolah kerumah mereka tidak terlalu jauh.
“Setelah makan siang nanti kita bermain bersama ya?. Di rumahku ada boneka baru yang di belikan ayahku dari Bandung.” Pinta Indah kepada kedua temanya.
“Asyik.” Ucap Dinda dengan penuh kegembiraan.
“Gimana, Nur, kamu bisa ikut gak?”
“Aku tidak bisa ikut. Aku mau belajar saja, karena tadi kan pak guru berpesan untuk belajar untuk persiapan karena akan ada tes dadakan.” Sanjang Nuryati dengan polosnya.
Sesampai di rumahnya, Tika langsung ganti baju, makan siang, kemudian tidur siang agar malamnya dia bisa belajar dengan tenang dan bisa konsentrasi.
Sesekali ia bertanya kepada ayahnya jika ada yang kurang paham dengan materi di buku.
Sedangkan Dinda dan Indah asyik bermain boneka hingga larut sehingga mereka tidak sempat mempelajari materi. Keesokan harin nya mereka berangkat bersama, sesampai di kelas, ternyata memang ada tes dadakan.
Dinda dan Indah merasa kesulitan mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh pak guru dan akhirnya mereka mendapat nilai jelek sehingga mereka harus mengulang tes susulan.
Lain halnya dengan Nuryati. Ia mendapat nilai terbaik di antara teman satu kelas nya karena dia sudah belajar dengan sungguh-sungguh sesuai nasihat gurunya. Bapak guru meminta agar Dinda dan Indah belajar dengan temannya, Nuryati.
“Wah, Nur, selamat ya, kamu mendapa nilai terbaik. Besok kita akan ikut belajar denganmu ya.” ucap Dinda pada Nuryati.
750 Komentar