RT - readtimes.id

Rijstaffel; Perkawinan Kuliner Indonesia-Belanda Masa Kolonial

Judul : Rijsttafel, Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870-1942

Penulis : Fadly Rahman

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit : 2016

Tebal : xii+150 hlm

Sajian nasi khas Indonesia rupanya pernah menjadi primadona pada masa kolonial. Orang Belanda lantas memberi sentuhan gaya hidup Eropa pada hidangan tersebut, lalu terciptalah konsep kuliner yang sangat sohor bernama, “rijsttafel”. Menariknya, rijsttafel ini juga menjadi simbol dalam melihat status dan kelas orang Belanda di Indonesia.

Kedatangan bangsa Eropa, dalam hal ini orang Belanda, ke Indonesia tentu memberi dampak bukan hanya pada persoalan ekonomi dan politik semata, namun juga pada kebudayaan—termasuk budaya makan. Budaya makan Belanda rupanya tak bisa sepenuhnya dipuaskan karena factor geografis tempat mereka tinggal. Sehingga—bagaimana pun mereka memandang rendah segala hal berbau pribumi, tak terkecuali masakannya—masakan Indonesia mereka modifikasi dengan gaya kuliner mereka. Modifikasi kuliner inilah yang kemudian disebut dengan rijsttafel.

Secara harfiah, rijst berarti nasi dan tafel berarti meja, disatukan menjadi “hidangan nasi”. Ini istilah orang Belanda untuk menyebut hidangan Indonesia yang disaji secara komplet di atas meja makan. Jadi, hidangannya hidangan Indonesia, sedangkan pelayanan, penataan serta cara makannya bergaya Eropa.

Rijsttafel, perjalanan kuliner hingga simbol status sosial

Risjttafel menjadi penanda penting dalam perjalanan kuliner Indonesia di mana makanan Indonesia mendapat kedudukan istimewa pada masa kolonial. Hingga sekarang pun, hidangan ini masih jadi primadona pariwisata di Belanda.

Rijsttafel menjadi simbol kemewahan gaya hidup kolonial di Hindia-Belanda. Popularitasnya naik sejak maraknya aktifitas pariwisata pada dasawarsa kedua dan ketiga abad ke-20. Sejak itu, sajian khas perpaduan masakan khas Indonesia dan sentuhan gaya Eropa ini menjadi menu wajib yang disajikan di ruang-ruang hotel.

Jejak perjalanan rijsttafel ini dapat ditemukan dalam sumber-sumber kolonial pada rentang tahun 1870—1942. Buku panduan masak era kolonial memberi banyak sekali bukti era kejayaan rijsttafel. Seperti Makanlah Nasi (Eet Rijst!) De Indische Rijsttafel (voor Holland), Onze Rijsttafel, dan masih banyak lagi.

Menariknya, rijstraffel bukan sekadar modifikasi bahan atau cara makanan disajikan dan disantap, tetapi penulis menjelaskan kepada kita bahwa rijsttafel yang pada awalnya dipandang rendah, dalam perkembangannya justru menjadi ukuran dan standar dalam melihat status kelas orang Belanda di tanah air. Bahkan konsep budaya makan yang didominasi bahan makanan pribumi ini jadi menu andalan di hotel-hotel pada awal abad 20, ketika pulau Jawa jadi destinasi wisata andalan para turis yang meningkat sejak terusan Suez dibuka–pada 1929 kunjungan turis asing tercatat sampai 10ribu orang.

Rijsttafel, warisan kuliner yang dibawa pulang

Dan saat kekuasan kolonial meredup lalu mati, orang-orang Belanda yang pulang ke kampung halaman, mereka dengan cara masing-masing mencoba mengabadikan kenangan dan nostalgia mereka akan makanan Indonesia: mulai dari menulis buku, membuka kursus masak makanan Indonesia, membuka warung makan khas masakan Indonesia, hingga mengarang lagu. Salah satu lagu yang paling terkenal di Belanda yang mengingatkan mereka pada Indonesia adalah: Geef Mij Maar Nasi Goreng—Beri Saja Aku Nasi Goreng yang dilantunkan oleh Wieteke van Dort.

Di Indonesia sendiri, setelah kembalinya orang-orang Belanda ke kampung halaman seturut runtuhnya rezim kolonial, rjisttafel ini tak lagi memiliki masyarakat pendukungnya. Namun, pengaruhnya kemudian berpindah dan mengalir ke negeri Belanda melalui aktifitas-aktifitas yang diceritakan di atas.

Buku ini menjadi rekomendasi buat pecinta kuliner dan masak-memasak. Selain kita belajar sejarah, kita juga akan disajikan menu-menu masakan rijsttafel, khususnya sambal, yang jadi andalan orang-orang Belanda. Saya sendiri mau coba praktik buat sambal serdadoe atau soldaten sambal. Hmmm yummy…

Ona Mariani

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: