Readtimes.id – Sektor pertanian lagi-lagi menjadi penyelamat perekonomian di tengah pandemi. Sektor ini satu-satunya yang masih tumbuh positif, ketika sektor lain terpuruk. Meski secara makro pertumbuhan ekonomi kuartal III-2020 negatif 3,49 persen, sektor pertanian tetap tumbuh positif 2,15 persen.
Tapi, subsektor pertanian yakni peternakan ayam, sempat mengalami goncangan. Harga daging ayam di pasaran pernah menyentuh 100 ribu rupiah per 3 ekor selama bulan Agustus hingga September. Hal itu akibat surplus daging ayam karena kurangnya permintaan hotel dan restoran sejak pembatasan sosial pada Maret.
Harga daging ayam terus turun sejak Juli hingga Oktober 2020 kemarin. Penurunan termasuk salah satu penyumbang deflasi 3 bulan berturut-turut. Kenaikan harga baru terjadi di bulan November. Tapi kenaikan itu belum mampu menutupi kerugian bulan sebelumnya.
Peternak ayam masih was-was memasuki tahun 2021. Bagaimanapun, prospek industri ini bergantung pada kondisi ekonomi nasional. Pemerintah sendiri memprediksi pertumbuhan ekonomi 5 persen di tahun ini. Kendati demikian surplus daging ayam kemungkinan tetap terjadi.
Hal itu karena sejumlah bisnis, termasuk hotel, restoran, dan katering yang selama ini banyak menyerap produk unggas, masih harus membatasi kapasitas.
Merujuk outlook Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (2020), tahun 2021 diperkirakan suplus 344.967 ton daging ayam (9,8 persen dari kebutuhan). Ini perkiraan sebelum Covid-19.
Angka mutakhir yang dirilis saat Rembug Perunggasan Nasional pada 10 Desember 2020, surplus produksi daging ayam pada Desember 2020 diperkirakan 18,7 persen. Sementara surplus telur ras pada 2021 mencapai 119.852 ton (2,4 persen).
Selain itu daya beli masyarakat diproyeksi belum membaik sepenuhnya. Hal itu menyusul angka positif covid-19 masih terus naik. Pembatasan sosial mengakibatkan pembelian daging ayam masih melemah terutama restoran dan hotel. Satu-satunya alasan masyarakat masih menyisihkan uang untuk membeli daging ayam adalah kebutuhan gizi cukup di tengah pandemi.
Kondisi sub sektor peternakan ayam memang belum separah sektor lainnya. Tapi penurunan permintaan, penurunan harga, dan surplus produksi yang terjadi selama kuartal III 2020 harusnya jadi warning bagi semua pihak.
Peternak ayam butuh perlindungan sebelum makin terpuruk. Jika terjadi, bisa-bisa jadi ancaman ketersediaan pangan di masa depan Sayang sekali, dari anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional sebanya 695 triliun rupiah, tak sepeser pun untuk perlindungan peternak ayam. Hal ini harusnya jadi pelajaran untuk anggaran di 2021.
Tambahkan Komentar