RT - readtimes.id

Semangat Pancasila Mempersempit Ruang Intoleransi

Tradisi dan budaya yang baik mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pembangunan karakter bangsa harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila, jika kita pahami adanya nilai-nilai untuk menjalankan kehidupan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan lingkungannya.

Nilai-nilai Pancasila yang berisi Nilai Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/perwakilan, dan Nilai keadilan sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Inilah yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, merupakan prinsip orientasi keutamaan yang mampu mewujudkan cita-cita bangsa yang merdeka.

Seiring berjalannya waktu, kondisi tersebut menunjukkan pasang surut serta menimbulkan keprihatinan bagi semua pihak. Mengutip mengenai apa yang disampaikan Direktur Imparsial dalam catatannya, hingga saat ini masih terdapat kasus mengenai intoleransi dan beberapa pelanggaran kebebasan beragama atau berkeyakinan di Indonesia. Maka, dipandang penting penguatan toleransi hubungan antar umat beragama (Gatra.com, jakarta 17 November 2022).

Tidak berselang lama, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyesalkan tindakan oknum yang melakukan pencopotan label identitas pemberi bantuan, dan dalam pesannya menekankan tidak boleh terulang kembali, seperti yang dikutip melalui akun Instagramnya Minggu (27 November 2022).

Dari peristiwa tersebut Kapolres Cianjur AKBP Doni Hermawan beserta jajaran merespon dengan mengambil tindakan memanggil dan memeriksa oknum ormas tersebut di Mapolres Cianjur, seperti yang dikutip (detik.com, 27 November 2022).

Dalam kesempatannya KA BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar menekankan kepada seluruh masyarakat, sangat penting membentengi umat dari berbagai macam pengaruh praktik intoleransi yakni dengan cinta tanah air, karena nasionalisme bagian dari iman, sebagai bekal untuk memperkokoh nilai-nilai kebangsaan, seperti yang disampaikan Kepala BNPT. (Republika.co.id, Kediri, 29 November 2022).

Itulah pentingnya memahami, menanamkan pondasi yang kokoh akan semangat Pancasila dan nilai-nilai Pancasila sejak dini untuk mencegah kaum intoleran yang berusaha untuk mengancam perpecahan bangsa. Tugas kita sebagai anak bangsa mampu mengimplementasikan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kesehariannya.

Berkarakter yang kuat adalah perseorangan, masyarakat, dan bangsa yang memiliki akhlak, moral, dan etika. Dengan memiliki kepribadian yang mandiri, disiplin, komunikatif, cinta damai, semangat, bersikap positif, dan berpikir positif, sehingga membawa energi yang positif.

Melahirkan semangat Pancasila dapat diartikan sebagai keinginan kita untuk berkomitmen bahwa Pancasila merupakan dasar dan ideologi dalam berkehidupan, berbangsa, dan bernegara.
Semangat kebersamaan, bahu membahu memerangi musuh bersama, yaitu berjuang dari kemiskinan dan kebodohan. Sehingga bangsa yang bebas dan berdaulat bersama-sama menikmati kebahagiaan dan kesejahteraan yang adil dan merata.

Keadilan bukan berarti simbol saja yang berhasil, akan tetapi mufakat untuk kesejahteraan bersama dalam masyarakat yang multikultural. Semangat Pancasila pada hari-hari yang akan datang memberikan pelayanan yang terbaik sehingga memudahkan generasi penerus bangsa mendorong tercapainya suatu tujuan untuk mendapatkan sesuatu yang terbaik.

Jika kita bisa memberikan pelayanan yang terbaik, dengan maksud agar kita selalu memedomani dan memahami bahwa nilai-nilai Pancasila sebagai landasan moral dan etika dalam membangun peradaban generasi bangsa. Dan saat inilah waktu yang tepat menggelorakan semangat Pancasila, menjadikan Pancasila sebagai arah pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai upaya mencapai tujuan kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.

Penulis: Rinaldi Hastomo (Mahasiswa Doktor Ilmu Kepolisian STIK-PTIK).

Nihlah Qolby

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: