Readtimes.id– Sinetron Indonesia kerap dicap tak bermutu, monoton dan sama sekali tidak mengedukasi. Sorotan negatif itu lambat laun membuka tabir baru, seperti sistem kejar tayang, produksi yang tergantung pada iklan hingga skenario yang bisa berubah-ubah sebab bergantung.
Kemunculan web series atau serial web seakan menjadi titik terang akan cekcok tontonan yang tidak ada habisnya itu. Hadir dengan penampilan lebih segar dan cerita bervariasi membuat tontonan baru ini diyakin bermutu dan punya kualitas mumpuni.
Di Indonesia, tepatnya di tahun 2012, web series mulai berkembang dan menjadi bahan obrolan, apalagi mereka yang bergelut dengan dunia kreatif. Berdirinya Komunitas Web Series Indonesia (KWSI) adalah bukti tontonan ini semakin dilirik.
KWSI adalah wadah bagi kreator video online yang terdiri dari pembuat film pendek, musisi, vlogger, dan lain-lain. Beberapa pendiri KWSI adalah Dennis Adishwara yang berprofesi sebagai pembuat film dan aktor, Camelia Jonathan seorang musisi, dan Bonni Rambatan seorang pembuat web series.
Di tahun yang sama, sebuah web series milik youtuber Raditya Dika boleh dikata menjadi awal merebaknya tontonan seri pendek itu. Menghadirkan tokoh Miko, Rian dan Anca yang naif, polos serta buta akan cinta justru berhasil menarik perhatian penonton muda kala itu. Dalam waktu kurang lebih sebulan, web series ini mendapatkan penonton hingga 500 ribu orang dan akhirnya lanjutan serial ini diproduksi Kompas TV.
Seiring berjalannya waktu, web series menjelma sarana promosi bagi beberapa brand untuk barang mereka. Sebut saja Yakin Nikah? oleh JBL, Sore: Istri dari Masa Depan oleh Tropicana Slim, dan masih banyak lagi.
Sampai hari ini web series bahkan menjadi tontonan menarik bagi anak muda. Tidak lupa kan dengan My Lecturer My Husband yang pernah memuncaki tagar di twitter karena membuat baper warganet. Ada juga Imperfect karya fenomenal Ernest Prakasa menjadi web series yang mengocok perut penonton. Apakah anda salah satu penggemar web series?
2 Komentar