RT - readtimes.id

Skenario Pemerintah Tak Cukup, Butuh Kesadaran Publik Menghadapi Lonjakan Omicron

Readtimes.id– Kendati pemerintah telah menyiapkan sejumlah skenario menghadapi puncak lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron yang diprediksi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022,  kewaspadaan publik masih menjadi sesuatu yang penting untuk menekan angka penularan.

Seperti yang diketahui, semenjak teridentifikasi Desember lalu, jumlah kasus varian Omicron terus bertambah. Bahkan kini sampai pada angka 840 kasus, 609 diantaranya merupakan kasus dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). 

Pemerintah telah mengeluarkan himbauan adanya potensi penularan varian Omicron sejak Desember lalu di sejumlah negara tujuan. Namun, faktanya masyarakat tetap berpergian keluar negeri jelang akhir tahun. 

Di Bandara Internasional Soekarno Hatta misalnya, angka keberangkatan mencapai 95.635  orang dari sebelumnya 78.773 orang. Sementara kedatangan mencapai 98. 977 orang dari sebelumnya 88.928 orang. 

Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Keimigrasian, Habiburrahman, seperti yang dikutip dari Kompas.id pada 30 Desember 2021 mengatakan, mayoritas perjalanan warga Indonesia didominasi urusan bisnis dan liburan. Ada juga pelajar yang melanjutkan semester atau baru mendaftar untuk tahun ajaran 2022. 

Bahkan lonjakan perjalanan dari atau ke luar negeri  telah terpantau sejak September ketika pemerintah melakukan pelonggaran dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1-4. Pun ketika kepercayaan publik kinerja pemerintah dalam menangani Covid-19 pusat berangsur-angsur meningkat seperti yang terekam dalam survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yakni dari 61,8 persen di Mei 2021 menjadi 64,6 persen di September 2021.

Tetap Waspada

Peningkatan kepercayaan yang sudah semestinya  diiringi pula dengan peningkatan kewaspadaan pada penularan varian baru.

Dalam berbagai kesempatan, Presiden Jokowi telah menyampaikan agar tetap waspada  dan tidak   jumawa menghadapi varian Omicron, meskipun Indonesia  telah berhasil melewati ganasnya varian Delta. Karena, menurut Jokowi seperti yang dihimbau WHO, kendati  gejala varian Omicron ini lebih ringan namun penularannya lebih cepat.

“Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya boleh tanpa harus dirawat di rumah sakit. Tapi sekali lagi kita harus waspada. Jangan jumawa dan jangan gegabah,” kata Jokowi dalam keterangan pers di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/1).

Tidak hanya itu, melalui himbauannya Presiden juga meminta masyarakat agar tidak keluar negeri jika tidak mendesak, mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian, menyegerakan vaksinasi, serta tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Bapak, ibu dan saudara sekalian, saya tidak akan pernah bosan untuk terus ingatkan gunakan masker, jaga jarak, dan jangan lupa cuci tangan. Intinya ikuti protokol kesehatan dengan disiplin,” ujar Jokowi.

Patut diketahui belajar dari beberapa negara sudah mengalami puncak kasus Covid-19 varian Omicron, pemerintah memprediksi puncak Omicron di Indonesia akan terjadi dalam waktu 35 sampai 65 hari sejak terjadi lonjakan yakni tepatnya sekitar Februari hingga Maret.

Oleh karenanya, penting agar publik tetap waspada. Agar Indonesia tidak perlu lagi merasakan kelangkaan tabung oksigen , tempat tidur, alat pelindung diri (APD)  atau bahkan  tenaga kesehatan yang tumbang karena kewalahan menangani lonjakan pasien di rumah sakit.

Ona Mariani

1 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: