Sosiologi Unhas Gelar Seminar Nasional Ketenagakerjaan, Soroti Eksploitasi Sistemik hingga Burnout Gen Z

Readtimes.id – Forum Mahasiswa Magister Sosiologi (Formasi) FISIP Universitas Hasanuddin bekerja sama dengan Kemasos FISIP UNHAS dan Program Studi S2 Sosiologi menggelar Seminar Nasional Ketenagakerjaan di Aula Prof. Syukur Abdullah, FISIP UNHAS, Jumat (16/5).

Seminar ini menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, seperti Anggota DPR RI Komisi V Fraksi Partai NasDem, Teguh Iswara Suardi; Sekda Kota Makassar sekaligus Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Nielma Palamba; dan Ketua Ikatan Sosiolog Indonesia (ISI) Chapter Sulsel, Sawedi Muhammad.

Isu utama yang dibahas adalah kondisi ketenagakerjaan di Makassar, khususnya di kalangan generasi Z. Meski jumlah lowongan kerja terus meningkat, para pekerja muda justru menghadapi tantangan kesejahteraan yang rendah dan tekanan kerja tinggi.

“Lapangan kerja memang banyak, tapi yang memberikan benefit tinggi sangat terbatas. Ini jadi dilema besar bagi generasi muda saat ini,” kata Teguh Iswara.

Sementara itu, Kaprodi S2 Sosiologi FISIP UNHAS, Zakaria, menyebut fenomena meluasnya lapangan kerja tetapi rendahnya kesejahteraan pekerja dalam kacamata sosiologi tidak hanya menunjukkan sedang lesunya perekonomian bangsa, tetapi juga menunjukkan adanya gejala eksploitasi sistemik yang menimpa para pekerja ini.

Lanjut, Ketua Formasi FISIP UNHAS, Muh. Ilham Dhani, turut menyoroti dampaknya terhadap kesehatan mental generasi Z.

“Alih-alih mendapatkan kepuasan dari kerja, mereka justru mengalami burnout. Ini membuat mereka semakin rentan dalam menjalani hidup,” ucapnya.

Seminar ini menjadi upaya membuka ruang dialog dan refleksi atas kondisi kerja yang dihadapi generasi muda, sekaligus mendorong hadirnya kebijakan ketenagakerjaan yang lebih adil dan berpihak pada pekerja.

Seminar Nasional Ketenagakerjaan ini juga berusaha menampilkan panggung belakang dari realitas yang dihadapi para pekerja Gen Z di Kota Makassar. Ada lirih dan pilu dari kehidupan mereka yang kerap tak terlihat di balik angka-angka statistik ketenagakerjaan yang tampak menjanjikan.

Editor: Ramdha Mawaddha