Readtimes.id– Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) atau depo di Plumpang tidak bisa segera ditutup. Demikian pernyataan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, Selasa (14/3).
“Terminal Plumpang tidak bisa kita tutup. Ini bisa berpengaruh terhadap ketahanan suplai (BBM) nasional,” kata Nicke.
Nicke menjelaskan depo Plumpang mengirim BBM ke 790 SPBU untuk 19 kabupaten/kota, dengan frekuensi 1.000 kali pengisian mobil tangki BBM dalam sehari.
Sehingga jika ada permasalahan sampai harus diberhentikan, maka akan mengurangi suplai di 19 kota/kabupaten atau secara nasional 15 persen.
Terkait pemindahan depo Plumpang ke Pelindo di Kalibaru, Nicke menyebut lahan tersebut baru bisa dibangun pada akhir 2024 dan membutuhkan 2-3 tahun untuk waktu pembangunan.
“Hal yang penting dilakukan saat ini adalah membangun wilayah penyangga atau buffer zone sebagai batas batas antara pemukiman dengan depo guna menghindari terjadinya ledakan berulang”, sambungnya.
Nicke juga menjelaskan pada tahun 1971 Pertamina membeli lahan untuk Integrated Terminal Jakarta termasuk depo Plumpang. Kala itu, belum ada pemukiman warga yang berada di dekat depo Plumpang. Namun, mulai akhir 1980-an warga mulai mendekat lahan tersebut.
Sebelumnya, kebakaran melanda Depo Pertamina di Plumpang pada Jumat (3/3) sekitar pukul 20.11 WIB. Kebakaran tersebut mengakibatkan 23 orang meninggal dunia, puluhan mengalami luka bakar, serta ratusan orang harus mengungsi. Belum diketahui dengan jelas penyebab kebakaran tersebut.
Tambahkan Komentar