RT - readtimes.id

Tren “Ikoy-ikoy” Merusak Karakter?

Readtimes.id– Belakangan, tren ‘ikoy-ikoyan’ marak dibicarakan di media sosial. Permainan yang diprakarsai selebgram Arief Muhammad ini awalnya ramai di instagram. Sederhananya, ‘koy-ikoyan’ adalah aktivitas mengirimkan pesan atau komentar pada postingan selebgram dengan tujuan mendapatkan hadiah.

Ikoy sendiri diambil dari nama panggilan asisten pribadi Arief, Rizqi Fadhilah. Ikoy jadi orang yang dipercaya Arief memproses hadiah atau bantuan pada pengikut terpilih.

Awalnya, ‘ikoy-ikoyan’ hanya dilakukan antara Arief dan pengikut instagramnya. Namun, kemudian banyak selebgram yang ikut melakukan hal serupa. Belakangan, ternyata tidak hanya selebgram dan pesohor, banyak brand seperti Erigo yang mengikuti tren ini.

Namun, permainan yang diawali dengan niatan berbagi rezeki ini malah melenceng ke annoying (bikin kesal). Bayangkan saja, Anda sedang santai-santainya di rumah merebahkan lelah seketika tersentak dengan notifikasi beruntun. Ketika mengambil gawai lalu membukanya, Anda diharapkan dengan permintaan orang tidak dikenal di kolom komentar dan daftar pesan. Anda yang tidak tahu apa-apa tiba-tiba harus merasa keheranan.

Ya, sebenarnya tidak ada masalah dengan ikoy-ikoyan selama kita tahu batasnya. Toh berkat ikoy-ikoy ini ada banyak yang terbantu seperti yang telah dikabarkan Arief di akun instagram pribadinya. Kendati demikian, ketika berlebihan bisa-bisa melahirkan masalah baru, yaitu ketergantungan.

Psikolog dan pendiri Klinik Psikologi Ruang Tubuh, Irma Gustiana A, MPsi mengatakan bahwa sebaiknya tren ini tidak menjadi kebiasaan di masyarakat.

“Tapi ini nggak boleh jadi kebiasaan sih sebenarnya ya. Jadi artinya kalau memang si influencer atau selebgram ingin menolong ya menolonglah dengan cara yang mungkin proporsional, yang tepat, sehingga tidak salah sasaran,” kata Irma, dikutip dari Antaranews.

Irma menjelaskan, tren ini mungkin tidak menimbulkan gejala-gejala yang berisiko mengalami gangguan mental. Namun, hal ini dapat menurunkan karakter seseorang. Ketika ikoy-ikoyan menjadi kebiasaan seseorang dan beruang kali mendapatkan apa yang ia inginkan, besar kemungkinan ia menggantungkan diri pada hal tersebut.

Hal itu kemudian membuat mental seseorang tidak tumbuh menjadi mental tangguh. Karena merasa bahwa meminta pada seseorang itu wajar dan merupakan jalan keluar ketika kesusahan.

Editor: Ramdha Mawaddha

Ayu Ambarwati

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: