Readtimes.id- Akan ada banyak pertemuan di dalam hidup, tetapi beriring dengannya, hadir pula perpisahan. Pada hari ini, hal itu dirasakan para pecinta bulu tangkis Indonesia. Walau sudah mendapat konfirmasi, rasanya tetap berat untuk berpisah dengan salah satu atlet bulutangkis terhebat Tanah Air, Greysia Polii.
Memulai karier pada 2003, selain jadi ganda putri, ia juga sering bermain sebagai ganda campuran. Layaknya para pemain muda di nomor ganda, perempuan berdarah Minahasa itu sempat dipasangkan dengan beberapa pemain lain, sebelum akhirnya ia pun bertandem dengan Jo Novita. Prestasi tertinggi keduanya adalah menjuarai Filipina terbuka di 2006 dan sempat berada di peringkat 9 BWF.
Melihat potensi Greysia, pemain kelahiran 11 Agustus 1987 tersebut pun coba dipasangkan dengan atlet lain, seperti Pia Zebadiah Bernadeth dan Tontowi Ahmad. Bahkan, Greysia juga sempat dipasangkan dengan Vita Marissa. Bersama salah satu pemain ganda putri terbaik Indonesia tersebut, Greysia sempat jadi runner up di Malaysia terbuka 2007.
Perjalanan mencari duet yang tepat bagi Greysia Polii kemudian berlanjut. Ia sempat dipasangkan dengan mantan duetnya kala mengikuti Kejuaraan Asia Junior, Nitya Maheswari. Namun, keduanya urung mendapatkan performa yang diinginkan sehingga kembali dipisah. Setelahnya, perempuan kelahiran Jakarta tersebut dipasangkan dengan Meiliana Jauhari.
Keduanya terlihat akan menjadi pasangan yang menjanjikan. Pada media 2010 hingga 2011, keduanya rutin tembus ke babak utama sebuah turnamen. Hal tersebut kemudian mengantar keduanya bisa mencicipi olimpiade di London. Sayangnya, skandal pengaturan pertandingan malah menjegal langkah Greysia Polii yang kala itu dituduh sengaja mengalah untuk menghindari lawan sulit di babak selanjutnya.
Kebersamaan dengan Meiliana tidak lama. Meski sempat bertengger di peringkat 5 dunia, keduanya segera berpisah karena cedera parah yang menyerang Meiliana. Setelahnya, Greysia kembali mencari pasangan terbaiknya. Sempat mencoba dengan Anggia Shitta Awanda, pada akhirnya Greys kembali diduetkan dengan mantan rekannya, Nitya Krishinda Maheswari.
Bersama Nitya, Greysia segera menggila dan rebut juara di Thailand Open. Tidak berhenti sampai di situ, keduanya mulai rutin peroleh juara di berbagai event hingga bisa mendapat medali emas di Asian Games 2014. Sejumlah prestasi gemilang tersebut membawa Nitya dan Greys duduk di peringkat 2 dunia WBG di 2016.
Meski nampaknya sudah menemukan pasangan terbaik, nyatanya harapan keduanya bisa menggantikan kejayaan Vita Marissa dan Lilyana Natsir masih tidak bisa terwujud. Nitya punya cedera lutut parah yang membuatnya kesulitan saat bermain di Olimpiade 2016. Alhasil, keduanya dipisah dan Greys kembali harus bersabar mencari yang terbaik buat dirinya.
Di tengah kegamangannya mencari tandem terbaik, datanglah Apriyani Rahayu. Seorang pemain yang kala itu masih berusia 19 tahun. Sempat tercipta keraguan mengingat usia keduanya yang terpaut 10 tahun. Namun, usia bukan penghalang. Keran prestasi ganda putri Indonesia tersebut mengalir deras. Rentetan juara berhasil diperoleh.
Puncak prestasi keduanya tepat berada di punghujung karier Greysia Polii. Di tengah kegalauannya saat penundaan Olimpiade Tokyo dan meninggalnya sang kakak, ia pun sempat pertimbangkan pensiun. Namun, berkat dukungan yang ia peroleh, ia putuskan untuk ikut olimpiade yang tertunda.
Terbukti, keputusan tersebut adalah keputusan terbaik yang pernah diambil Greysia Polii sepanjang kariernya. Keduanya berhasil sabet emas di nomor ganda putri, sekaligus jadi satu-satunya medali emas yang diraih Indonesia.
Setelah 8 kali penyelenggaraan olimpiade, Apriyani Rahayu dan Greysia Polii berhasil melengkapi medali emas bulutangkis Indonesia. Di pucuk medium tertinggi, keduanya tersenyum dan membuktikan bahwa jarak usia bukanlah masalah.
Setelah perjalanan panjangnya tersebut, akhirnya Greysia Polii putuskan pensiun. Meski tidak mengejutkan, perpisahan ini tetap menyisakan sedih di lubuk hari para pecinta bulutangkis Indonesia. Salah satu pebulutangkis putri terbaik telah menyelesaikan perjalanannya. Emas olimpiade jadi momen pembuktian dan bukti valid kehebatan Greysia Polii. Selamat beristirahat, Greysia Polii. Terima kasih dedikasi dan kesabaranmu untuk bulutangkis.
Editor: Ramdha Mawaddha
1 Komentar