Jabal Rachmat Hidayatullah
Readtimes.id– Kesehatan mental merupakan pondasi penting bagi kesejahteraan individu dan masyarakat. Tantangan yang dihadapi di era modern semakin kompleks, dengan tuntutan pekerjaan yang tinggi, masalah keuangan, hubungan interpersonal yang rumit, serta
penggunaan media sosial yang berlebihan.
Dalam rangka mewujudkan lingkungan sosial yang lebih sehat, dibutuhkan dukungan kebijakan yang inklusif. Dalam rangka
merumuskan kebijakan yang lebih inklusif BASAsulsel Wiki melaksanakan Dialog Kebijakan #1 yang berlangsung diRumah Budaya Rumata’ Artspace Makassar pada Selasa 25 Maret 2025.
Dialog ini menjadi ruang kolaboratif antara pemerintah, pemuda dan pemudi,organisasi kepemudaan, komunitas lintas wilayah, pemuda penyandang disabilitas,serta pemangku kepentingan lainnya untuk merancang langkah-langkah konkret,termasuk identifikasi masalah utama, analisis kebijakan, serta penyusunan rekomendasi awal yang akan menjadi dasar dalam pembuatan policy brief.
Dengan adanya keterlibatan aktif dari berbagai pihak, diharapkan hasil diskusi ini dapat menjadi tonggak penting dalam menciptakan kebijakan yang inklusif, berbasis data, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta lingkungan di
Sulawesi Selatan.
Dialog kebijakan publik ini akan mengubah kebajikan dari para pemuda agar bisa menjadi
embrio kebijakan. Kebijakan yang dimaksud dapat berupa surat edaran, imbauan,
peraturan lembaga/organisasi, kesepakatan bersama, seruan bersama dan bentuk
konsensus/kesepakatan lainnya. Dialog kebijakan ini melahirkan beberaparekomendasi penting melalui aksi nyara terkait kesepakatan aksi bersama untukmewujudkan lingkungan yang mendukung kesehatan mental.
Pada dialog ini mengundang 60 peserta dari perwakilan pemerintah, komunitas ko-inisiator, guru, LSM, organisasi kemahasiswaan,
layanan profesional psikolog dan psikiater, akademisi, juara Wikithon, dan local leaders .
Manager Program BASAsulsel Wiki, Ita Ibnu, mengatakan dialog kebijakan bertujuan untuk mengumpulkan ide, masukan, dan pendapat dari
pemuda, pemerintah, guru, LSM, akademisi, serta komunitas terkait isu kesehatan
mental yang akan dirancang dalam sebuah policy brief.
“Memberikan dukungan dan legitimasi dari pemangku kebijakan dalam proses lahirnya policy brief, sehingga rekomendasi yang dihasilkan dapat diterapkan secara nyata, ” ujar Ita dalam keterangan resminya.
Terakhir melalui dialog ini juga diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemuda dalam partisipasi bermakna terhadap isu-isu publik, sekaligus mendorong kolaborasi antar pemangku kepentingan dalam perumusan kebijakan berbasis partisipasi publik
Program BASAibu, melalui kemitraan Rumah
Budaya Rumata’ dan Balai Bahasa Sulawesi Selatan berupaya menciptakan ekosistem
pendukung bagi pemuda untuk berpartisipasi bermakna dalam pembangunan melalui
platform online yang dikembangkan oleh komunitas.
Dialog Kebijakan ini diselenggarakan oleh Rumah Budaya Rumata’ – Balai Bahasa Provinsi
Sulawesi Selatan. Turut serta menjadi pendukung yakni Kedutaan Besar Amerika
Serikat untuk Indonesia, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan, Botnar Foundation.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar