RT - readtimes.id

Taufik Hidayat dan Realita Asosiasi Olahraga Indonesia

Readtimes.id– Keluar dari Staf Ahli Binpres PP PBSI (Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia) per Maret lalu, Taufik Hidayat dalam wawancara menyampaikan beberapa alasan di balik pengunduran dirinya dan sejumlah kritiknya terhadap asosiasi. Termasuk sport science, pengambilan keputusan, dan beberapa hal lain seputar pembinaan pemain yang membuatnya berbalik arah dari organisasi yang mengatur bulutangkis Tanah Air itu.

Bukan sekali ini saja peraih medali emas Olimpiade 2004 ini berkomentar pedas tentang penanganan olahraga di Indonesia. Ia pernah mengatakan bahwa institusi pemerintah seperti Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan Kementerian Pemuda dan Olahraga tidak becus menangani masalah olahraga Indonesia yang berujung pada sanksi WADA (Badan Anti-Doping Dunia).

Tidak hanya itu, ia juga pernah menyebut bahwa Kemenpora kotor dan korup karena digerogoti obanyak pihak yang hanya memanfaatkan anggaran olahraga untuk keuntungan pribadi.

Demikianlah Taufik, apa adanya, seorang legenda bulutangkis yang tidak segan berkomentar keras terhadap pihak-pihak yang tidak mendukung pertumbuhan olahraga Indonesia. Berstatus legenda bulutangkis Indonesia, apa yang diucapkan oleh suami Ami Gumelar ini pun tentunya akan selalu mendapat perhatian banyak pihak.

Baca juga: Tak Sekadar Fisik, Jadi Atlet Butuh Mental!

Kekecewaan Taufik terkait kepengurusan organisasi asosiasi olahraga di Indonesia tidak hanya dilandasi alasan personal. Namun, juga melihat fakta lapangan bagaimana kinerja dari asosiasi olahraga di Indonesia. Tidak hanya di tubuh PBSI, tapi juga asosiasi lain, seperti yang terjadi pada asosiasi tenis meja Indonesia, PTMSI, yang alami perpecahan dalam tubuh pengurusnya.

Ditangkapnya dua menteri pemuda dan olahraga sebelumnya pun seakan mengamini pernyataan Taufik tersebut. Meski terus menghasilkan atlet bertalenta dan berprestasi, olahraga Indonesia pun tidak bisa lepas dari ancaman orang-orang tidak bertanggung jawab yang hanya ingin mengeruk keuntungan pribadi. Sebab hakikatnya, olahraga bukan hanya soal prestasi, namun juga pengembangan aset bangsa.

Jika para aset bangsa bisa mendapat pembinaan yang layak, maka bukan tidak mungkin prestasi yang datang akan lebih banyak. Namun, perkara ini tidak dapat dilakukan sendiri para atlet, diperlukan sinergi yang baik antarpihak yang saling bahu-membahu membentuk kultur olahraga yang dapat memberikan kebanggaan bagi negara ini.

Pada akhirnya, sosok seperti Taufik Hidayat akan terus dibutuhkan untuk menjadi pihak yang vokal mengkritisi para pengambil kebijakan olahraga, dan bisa mendapat sorotan di saat yang bersamaan. Sebab sejatinya, olahraga tidak hanya berkutat soal hasil, tapi juga proses yang terjadi di dalamnya.

Editor: Ramdha Mawaddha

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: