Readtimes.id- Melakukan beberapa hal secara bersamaan memang tidak pernah mudah. Akan selalu ada kesulitan untuk membagi fokus di antara beberapa hal yang tengah dijalankan. Jika tidak percaya, tanyakan saja pada Shin Tae Yong.
Awal kedatangannya di akhir 2019, ia langsung diserahi tugas berat, melatih tim nasional U20, U23, dan senior sekaligus. Perlahan namun pasti, pelatih asal Korea Selatan ini berhasil membuktikan bahwa ia memang berkualitas. Ia mampu menjalankan beberapa kendaraan dalam sekali jalan. Namun, kini jalan yang ia lalui bercabang.
Setelah memimpin Timnas Indonesia berhasil mendapatkan tiket ke Piala Asia, sang pelatih kini malah diminta fokus melatih Timnas U20. Menurut Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan, alasannya karena Shin Tae Yong kesulitan membesut tiga Timnas berbeda.
Baca juga: Mencari Atensi Melalui Asosiasi
Salah satu hal yang mendasari pernyataan pria yang kerap disapa Iwan Bule tersebut adalah Indonesia yang bakal berpartisipasi pada gelaran Piala Dunia U20 selaku tuan rumah. Bahkan, ia juga menambahkan bahwa rencana awal perekrutan Shin Tae Tong adalah memang untuk mempersiapkan turnamen tersebut.
Pernyataan ini pada akhirnya menimbulkan polemik. Pasalnya, rangkap jabatan yang dilakukan Shin Tae Yong tersebut sudah dilakukannya bahkan sejak awal ia melatih di Indonesia. Hal yang seakan tidak selaras dengan klaim ketua umum PSSI.
Bukan sekali ini saja PSSI menimbulkan kontroversi terkait sang pelatih. Beberapa waktu lalu, setelah ramai unggahan di laman resmi PSSI tentang klaim sosok di balik kesuksesan Timnas kalahkan Kuwait, asosiasi sepakbola Indonesia malah mengunggah pernyataan sang ketua umum terkait kelanjutan kontrak pelatih yang pernah menangani Timnas Korea Selatan tersebut.
Baca juga: Taufik Hidayat dan Realita Asosiasi Olahraga Indonesia
Waktu unggahan ini dianggap kurang tepat karena tim nasional yang tengah fokus menghadapi Kualifikasi Piala Asia. Selain komentar tentang kontrak Shin Tae Yong, PSSI pun kerap kali bersinggungan dengan sang pelatih, termasuk saat pelatih mengeluhkan pusat latihan.
Sejumlah hal tersebut pada akhirnya semakin menguatkan posisi Shin Tae Yong di mata masyarakat Indonesia dan membuat PSSI semakin meragukan untuk memperbaiki kualitas sepak bola di Indonesia. Apalagi, Shin Tae Yong juga dituntut untuk segera membawa Indonesia peroleh gelar juara di tengah kesemrawutan yang ditimbulkan PSSI.
Pada akhirnya, seperti yang pernah dikatakan Coach Justinus Lhaksana, seorang pelatih bukan tukang sulap yang bisa seketika membawa perubahan dan segunung prestasi. Perlu proses dan kolaborasi untuk membantu mewujudkan visi sang pelatih yang telah diberi kepercayaan.
Memberikan tugas untuk menangani tiga tim nasional berbeda kepada Shin Tae Yong tidak ubahnya memberi kepercayaan untuk menangani proses perkembangan Timnas Indonesia di tangannya. Sehingga, alih-alih terus menerus menimbulkan kontroversi dan hanya fokus kepada ego semata, sewajarnya PSSI bisa memfasilitasi Shin Tae Yong yang sudah berkomitmen untuk mengembangkan sepak bola Indonesia.
Editor: Ramdha Mawaddha
1 Komentar