Readtimes.id– Cukup dua tebasan dari Samurai Biru untuk menumbangkan Spanyol, jumlah yang sama dengan yang mereka torehkan saat menghadapi Jerman di laga perdana. Bermodal 6 poin di tangan, Jepang akhirnya berhak untuk mendapat satu tiket menuju 16 besar sebagai juara grup, mengungguli dua tim mantan juara dunia.
Kisah Jepang mengalahkan dua raksasa Eropa tersebut laiknya dongeng untuk perwakilan Asia yang terukir manis di Doha, Qatar. Sebuah tempat di mana Samurai Biru pernah gagal untuk berpartisipasi pada piala dunia pertamanya di tahun 1994.
Setelah 28 tahun berselang sejak peristiwa sedih itu, Jepang telah lebih siap. Mereka sudah menjadi langganan Piala Dunia sejak pertama ikut di 1998. Sayangnya, Doha seakan siap untuk menorehkan kembali luka lama pada Jepang setelah undian grup piala dunia 2022 menempatkan Jepang satu grup dengan Spanyol, Jerman, dan Kostarika. Jepang terancam tidak lolos.
Alih-alih menyerah, sang perwakilan Asia menolak mundur sebelum bertanding. Bermodal para pemain yang punya teknik tinggi dan punya jam terbang di klub top Eropa, Jepang menggebrak dunia. Spanyol ditebas dan Jerman dihempaskan pulang lebih dulu.
Raihan hebat Jepang kali ini bukan semata karena keajaiban semata. Mereka bisa melakukannya melalui kombinasi antara strategi permainan dan para pemain yang sudah matang.
Kombinasi antara dua elemen tersebut tentunya tidak terlepas dari perencanaan jangka panjang yang didesain oleh asosiasi sepak bola mereka. Berdasarkan rencana jangka menengah Japan Football Association (JFA) untuk tahun 2020 – 2023, mereka menargetkan Samurai Biru lolos ke 8 besar Piala Dunia kali ini. Dan rasanya itu adalah sesuatu yang mungkin saja terwujud, setelah mengetahui lawan mereka selanjutnya adalah Kroasia.
Rencana tersebut bukan sekadar omong kosong belaka, Jepang terus meningkatkan kelas dari liga sepak bola mereka hingga diakui sebagai salah satu dari tiga liga terbaik di Benua Asia. Hal tersebut pada akhirnya bermuara pada kualitas pemainnya yang siap untuk dikirim berlaga di Benua Eropa, tempat kompetisi antarklub terbaik di dunia, di mana 19 dari 26 pemain yang mereka bawa di piala dunia kali ini juga bermain di Eropa.
Banyaknya pemain tim nasional Jepang yang bermain di Eropa juga berdampak kepada efektivitas strategi yang mereka gunakan untuk menghadapi tim Eropa. Hajime Moriyasu sebagai pelatih pun juga mendapat keleluasaan dalam memberikan instruksi kepada para pemainnya untuk bermain rapi dan menerapkan pertahanan yang solid.
Faktor pengaplikasian strategi di Timnas Jepang juga bisa dilihat dari pergantian pemain yang dilakukan sang pelatih dapat memberikan ancaman kepada tim lawan, di mana 3 dari 4 gol Jepang dicetak oleh pemain pengganti di babak kedua. Diketahui, semua pencetak gol tersebut bermain di Liga Jerman.
Sekarang, dengan materi pemain yang terbilang baik dan strategi yang mumpuni, Jepang bisa saja melangkah lebih jauh lagi di piala dunia kali ini. Menghadapi Kroasia di babak 16 besar, bukan tidak mungkin jika Jepang kembali jadi momok menakutkan untuk tim Eropa.
Editor: Ramdha Mawaddha
Tambahkan Komentar