Readtimes.id– Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin menggelar sharing session bersama alumni yang sukses pada pemilihan legislatif 2024, di Aula Prof Syukur Abdullah, Rabu 3 April 2024.
Kegiatan ini merupakan rangkaian Dies Natalis Fisip ke-63 yang puncaknya akan berlangsung pada awal Mei. Hadir sebagai pembicara Ray Suryadi Arsyad (DPRD Makassar), Zulhajar ( DPRD Makassar), Syamsu Rizal atau Daeng Ical (DPR RI).
Dalam kesempatan itu, Syamsu Rizal yang akrab disapa Daeng Ical menceritakan tentang perjalanan kariernya di panggung politik yang jatuh bangun hingga harus pindah – pindah partai.
“Saya sudah 4 kali pindah partai selama karir politik sejak 2004, sampai disebut sebagai politisi kutu loncat. Tapi menurut saya itu tidak bisa disalahkan juga karena bagaimanapun kita mau cari tempat (Partai) yang membuat kita nyaman dalam berkarya dan dihargai,” ujar Daeng Ical.
Alumni Ilmu Politik Unhas ini juga mengatakan bahwa keputusannya untuk tetap bertahan di dunia politik karena menurutnya politik adalah tempat pengabdian paling luas untuk masyarakat.
“Kalau cari uang kita sudah ada bisnis, nah untuk politik sendiri ini adalah jalur saya untuk mengabdi ke masyarakat oleh karenanya kita bertahan hingga hari ini,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota DPRD Makassar Ray Suryadi Arsyad juga menceritakan pengalamannya terjun ke dunia politik. Dia mengaku sudah terpilih menjadi anggota DPRD Makassar di usia 28 tahun pada Pileg 2019 lalu.
“Jujur sebagai alumni ilmu politik saya awalnya tidak mau, karena pandangan politik di luar itu buruk. Tapi ada satu momen yang membuat saya tertampar ketika orang-orang terdekat saya meminta saya berpikir tentang apa yang bisa saya lakukan untuk mereka ketika saya masuk dan duduk, ” ujar caleg terpilih dari Dapil Makassar II kecamatan Ujung Tanah, Tallo, Wajo, Bontoala dan Sangkarrang.
Selain itu Ray menceritakan perjalanannya selama kuliah di Unhas. Dia mengaku menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 7 tahun karena fokus mengerjakan bisnisnya.
“Saya kuliah di Ilmu Politik itu selama 7 tahun. Dan 7 tahun bukan saya berada di kampus, tujuh tahun memang di luar dari kampus. Jadi 3 tahun setengah itu (untuk bisnis),” ujarnya.
Selanjutnya adalah Zulhajar yang menceritakan tentang bagaimana keputusannya sebagai dosen Ilmu Politik yang kemudian akhirnya terjun ke dunia politik praktis.
“Ini keputusan yang tidak mudah. Tapi saya pikir sudah saatnya meninggalkan kampus yang nyaman ini untuk mengabdi ke masyarakat. Sebagai Tenaga Ahli Gubernur kemarin saya mengamati ternyata kita lebih mudah menolong orang ketika masuk di politik karena punya kuasa,” ujar caleg DPRD Makassar terpilih dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini.
Selain itu Zulhajar juga membagi tips pada mahasiswa yang ke depan punya cita-cita masuk ke politik untuk mulai merawat jaringan pertemanan dan memperluas lingkup pergaulan.
“Jujur tim sukses saya dan orang – orang yang membantu saya secara finansial kemarin itu adalah jaringan yang saya rawat sejak dari mahasiswa. Jadi untuk kalian yang mau terjun juga ke politik praktis rawat itu mulai dari sekarang,” pungkas Zulhajar.
Editor: Ramdha Mawadha
Tambahkan Komentar