RT - readtimes.id

Garis Offside, Pertahanan Terakhir Sepak Bola yang Kontroversial

Readtimes.id– Pemain sepak bola tim nasional (Timnas) Belanda bersorak riang ketika tendangan Xavi Simons berhasil merobek gawang Perancis. Namun, kebahagiaan mereka hanya sebentar, garis offside membuyarkannya.

Xavi Simons sejatinya melepas tendangan dari dalam kotak penalti dan ada di posisi yang aman dari offside. Sayangnya, wasit Anthony Taylor menilai pemain Belanda lain, Denzel Dumfries yang ada di posisi offside menghalangi posisi dari kiper Perancis, Mike Maignan.

Jika dilihat dari tayangan ulang, ketika Xavi Simons menendang bola ke arah gawang Maignan, Denzel Dumfries yang memang ada di posisi offside berada di samping kiper timnas Perancis. Kehadiran pemain Inter Milan tersebut membuat Maignan tidak bisa banyak bergerak untuk mengantisipasi bola tendangan Simons yang berbuah gol.

Hal tersebut membuat pelatih timnas Belanda, Ronald Koeman meradang. Meski mengakui Dumfries berada di posisi offside, tetapi ia menyebut Dumfris tidak mengganggu kiper timnas Perancis, sehingga ia menyebut bahwa gol tersebut seharusnya sah.

“Posisi Dumfries offside, itu betul. Tapi dia tidak mengganggu kiper. Dan ketika itu tidak terjadi maka menurut nya itu golnya sah,” ujar Koeman di konferensi pers usai laga.

Offside di sepak bola pertama kali diterapkan pada 1863. Awalnya, seorang pemain akan dianggap offside jika ada tiga pemain (termasuk kiper) lawan di depannya. Selanjutnya aturan tersebut diubah dengan mempersyaratkan dua pemain lawan di depan pemain.

Pada tahun 1990, FIFA dan IFAB mengubah aturan offside menjadi hanya satu pemain lawan. Setelahnya, perubahan aturan hanya ditujukan untuk mendefinisikan kondisi dari pemain yang terjebak offside.

Aturan garis offside dicetuskan untuk menghindari pemain depan yang sengaja tinggal di area lawan untuk menunggu bola. Akibat adanya aturan tersebut, permainan sepak bola menjadi lebih menarik dan jadi lebih cair.

Bagi pemain ofensif, mereka harus bisa menempatkan diri di antara bek lawan sembari melihat peluang untuk menerima umpan. Bagi pemain bertahan, mereka dapat memanfaatkan offside sebagai variasi taktik yang bisa meningkatkan pertahanan timnya.

Sayangnya, meski telah lama diterapkan di sepak bola, kehadiran garis offside masih terus diikuti oleh kontroversi. Hal tersebut diakibatkan perbedaan penafsiran tentang aturan di antara wasit, pemain, pelatih, atau penonton. Maka tak jarang, ia menimbulkan perdebatan.

Kehadiran VAR di dunia sepak bola juga berdampak terhadap penerapan offside. Melalui VAR, penarikan keputusan wasit terhadap aturan ini menjadi lebih presisi dan objektif.

Jika dahulu offside kerap berakhir dengan debat kusir antara pihak pro dan kontra, kehadiran VAR kini bisa mengurangi perdebatan tersebut. Walau perdebatan mengenai definisi dari kondisinya masih tetap terjadi, VAR setidaknya telah membuat penerapan offside menjadi lebih transparan dan akurat.

Pada akhirnya, perbedaan pemahaman terhadap implementasi garis offside adalah sebuah hal yang lumrah. Namun, keputusan yang telah ditetapkan oleh wasit juga tak bisa diubah lagi.

Terlepas dari pemahaman mengenai garis offside yang berbeda-beda, para pengadil lapangan seharusnya menjadi pihak yang paling mengerti tentang penerapannya. Apalagi, hadirnya VAR membuat offside menjadi sesuatu yang bersifat lebih akurat dan objektif.

Editor: Ramdha Mawaddha

Jabal Rachmat Hidayatullah

Tambahkan Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: