
Readtimes.id– BASAibu, meraih penghargaan bergengsi Winner (Pemenang Utama) dalam ajang internasional WSIS Prizes 2025 yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). BASAibu menang dalam kategori Cultural and Linguistic Diversity Through Youth Digital Engagement berkat proyek bertajuk “Empowering Youth Through Digital Innovation: Enhancing Capacity, Opportunities, and Participation in Civic Life Capacity Building.”
WSIS Prizes merupakan bentuk penghargaan tertinggi dari PBB kepada inisiatif global yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Tahun ini, penghargaan tersebut diserahkan dalam forum WSIS+20 High-Level Event 2025 yang diselenggarakan oleh ITU (International Telecommunication Union) dan Konfederasi Swiss, serta didukung oleh UNESCO, UNDP, UNCTAD, dan lebih dari 40 mitra lembaga PBB lainnya.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Sekretaris Jenderal ITU, Doreen Bogdan-Martin, kepada Harla Sara Octarra selaku MLE Lead BASAibu. Penyerahan ini turut didampingi oleh Ichwan Makmur Nasution, Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) Republik Indonesia.
Dalam sambutannya, Ichwan Makmur menyampaikan apresiasi atas capaian BASAibu yang dinilai telah membawa praktik partisipasi digital pemuda Indonesia ke panggung global. Ia berharap inovasi ini dapat terus menjadi inspirasi dan memberi dampak luas bagi masyarakat.
Co-Director BASAibu, Ni Nyoman Clara Listya Dewi, menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan pengakuan terhadap kekuatan transformatif dari inovasi digital yang inklusif dan dipimpin pemuda. Ia mengucapkan terima kasih kepada Fondation Botnar, pemerintah Indonesia dari tingkat daerah hingga nasional, ICT Watch, pemimpin komunitas, para pendidik, orang tua, dan terutama pemuda Indonesia yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan BASAibu.
BASAibu hadir untuk menjawab tantangan rendahnya partisipasi sipil pemuda di Indonesia, terutama di kalangan perempuan muda. Kurangnya akses pendidikan, rendahnya motivasi, serta rasa pesimis terhadap efektivitas partisipasi publik masih menjadi kendala besar. BASAibu mendorong penguatan kapasitas, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan membangun jembatan antara pemuda dan pembuat kebijakan melalui dialog serta kolaborasi lintas sektor.
Didirikan sejak 2014 dengan nama awal BASAbali, BASAibu merupakan jaringan LSM yang dipimpin oleh perempuan dan berbasis komunitas. Organisasi ini fokus pada pemberdayaan pemuda, pelestarian bahasa daerah, serta peningkatan keterlibatan masyarakat melalui pendekatan digital. Hingga saat ini, hampir lima juta orang telah berpartisipasi dalam program BASAibu di Bali, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Barat, dengan 60 persen di antaranya merupakan perempuan muda.
Editor: Ramdha Mawaddha