Readtimes.id– Namanya Andi Sulistilawanti, perempuan muda yang berhasil merubah stigma nelayan Desa Jinato, Kecamatan Taka Bonerate, Selayar. Dulunya, nelayan di sana kerap menggunakan alat tangkap illegal, hingga kini terdepan sebagai penggerak ekowisata Taka Bonerate.
Semua berawal dari terpilihnya Andi Sulistilawanti sebagai Kepala Desa Jinato pada tahun 2019. Saat itu ia juga dinobatkan sebagai Kepala Desa termuda di Selayar.
Di awal kepemimpinannya, alumni sekolah keperawatan ini dituntut segera menuntaskan persoalan utama Desa Jinato, yakni penggunaan alat tangkap ilegal atau tak ramah lingkungan. Adapun alat tangkap yang sering digunakan adalah bius.
“Dulu, warga sini masih pakai alat-alat bius itu, termasuk suami saya sendiri pelakunya,” tutur Sulistilawanti.
Namun karena selalu merasa was-was dan sering berurusan dengan aparat penegak hukum, baik dari balai Taman Nasional Taka Bonerate maupun kepolisian, akhirnya para nelayan ini memutuskan untuk menyudahinya.
Selain itu, peran local champion– sebutan untuk warga lokal yang sering menyerukan terkait pelestarian lingkungan Taman Nasional, juga menjadi aktor yang tak kalah penting.
Baca Juga: Taka Bonerate, Surga Karang yang Terus Berbenah
Mereka tak hentinya menyadarkan warga setempat terkait dampak ekonomi maupun lingkungan yang akan ditimbulkan ketika menggunakan alat tangkap tak ramah lingkungan.
“Sebagai gantinya, sekarang para nelayan di sini sudah mulai melakukan penangkapan dengan menggunakan bagang,” terangnya.
Local Champion dan Penggerak Ekonomi Nelayan
Sulistilawanti tak sendiri dalam menyadarkan masyarakat untuk turut menjaga ekosistem laut. Pun sang suami, Haji Neng, yang juga perlahan turun tangan dalam membantu menyadarkan masyarakat.
Bahkan tidak hanya sekedar menasehati keluarga, teman, maupun tetangga, Haji Neng yang kini sudah dinobatkan sebagai local champion ini pun juga memberikan fasilitas berupa kapal bagi mereka yang akan dan telah beralih menggunakan alat tangkap ramah lingkungan.
“Puluhan unit kapal kami berikan ke nelayan panambe, nelayan pemancing dan bagang, supaya pendapat mereka bertambah. Selebihnya kami tidak berharap apa-apa selain mereka bisa menjaga dan menggunakan kapal itu sebaik mungkin,” terang Sulistilawanti.
Selain itu, pihaknya juga mengajak masyarakat setempat untuk turut menghidupkan perekonomian mereka melalui kegiatan usaha mikro kecil menengah (UMKM). Caranya dengan memproduksi berbagai olahan ikan laut seperti abon dan ikan kering untuk kemudian dijual. Dengan begitu, menurut Sulistilawanti dan suami, secara perlahan pendapatan para nelayan akan bertambah dan tak selalu bergantung pada hasil harian dari melaut.
Berkat kegigihannya mengajak masyarakat setempat untuk berwira usaha, kini seluruh UMKM Jinato telah mendapatka dukungan pendanaan dari Dinas Perikanan Kabupaten Kepulauan Selayar untuk terus berproduksi.
Tambahkan Komentar