RT - readtimes.id

Anies- AHY, Harapan Baru Kaum Nasionalis Religius

Oleh : Anwar Hafid, Anggota DPR RI- F. Demokrat

Kita semua tahu, republik ini dibangun dan dipertahankan oleh dua persinggungan kekuatan ideologis besar. Yakni, kelompok nasionalis dan kelompok religius. Dua fragmen ideologis tersebut, terwakili dan termanifestasikan dalam semangat kelompok muda yang pada saat perjuangan kemerdekaan tampil menjadi garda terdepan mendesak kemerdekaan.

Begitu pula, ketika terjadi gerakan besar 1965-1966, kekuatan kelompok intelektual muda Nasionalis- Religius juga akhirnya kembali tampil ke gelanggang, melawan rezim kekuasaan dengan agenda pergantian rezim orde lama saat itu. Lagi-lagi dicirikan oleh gelombang anak-anak negeri yang intelektual, nasionalis dan religius.

Begitu pula pada tahun 1998, ketika kaum muda kembali bangkit dengan tuntutan reformasi. Lagi-lagi kita melihat kehadiran kelompok intelektual Nasionalis-Religius mengambil tempat bagi tuntutan pergantian rezim Orde Baru yang tidak mampu lagi mengendalikan situasi dan cenderung bersifat despotik dan anti demokrasi.

Jumat hari ini 7 Oktober , saya kembali menyaksikan harapan yang sama. Ketika, Anies datang berkunjung ke kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat tampil bersama Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Saya melihat mimpi, harapan, dan optimisme yang sama yakni kebangkitan kaum muda, intelektual nasionalis religius.

Situasi yang sudah lama diimpikan oleh anak-anak bangsa ini, akan munculnya kelompok intelektual muda yang punya visi dan karakter yang sama, yakni kaum nasionalis sekaligus religius kembali ke gelanggang politik kita. Tentu dengan semangat dan spirit yang satu, membumikan Pancasila dan semangat kebangsaan Indonesia.

Anies- AHY, Fajar Harapan Baru Kaum Nasionalis Religius

Saya secara pribadi, sudah lama memimpikan ketika kalangan intelektual muda yang berakar dari kalangan intelektual kampus dengan latar ideologi Nasionalis-Religius berani tampil ke gelanggang kepemimpinan nasional. Pasalnya, akhir-akhir ini kita terlalu lelah melihat landscape politik dan pemerintahan kita, meminjam pidato Bung Anies ‘kerja yang minus gagasan’.

Karena ruh sebenarnya dalam politik adalah gagasan, bukan sekedar kerja. Tanpa gagasan, kerja akan kehilangan makna, filosofi bahkan tujuan. Walau tanpa kerja pula, gagasan hanya akan berakhir wacana. Karena itu, gagasan dan kerja adalah dua hal yang mesti saling bertautan layaknya figur Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga figur Anies- AHY yang menjadi lambang dari pemilik gagasan yang juga pekerja.

Jika kita melihat secara jujur, kekuatan utama jika akhirnya duet Anies-AHY benar-benar terjadi karena dua sosok ini merupakan dua sosok yang menjadi lambang dari kaum intelektual muda yang berlatar Nasionalis-Religius sekaligus menjadi simbol dari pemilik gagasan dan juga pekerja.

Kedua sosok muda ini, baik Anies maupun AHY tidak bisa dipungkiri tumbuh dari latar belakang keluarga intelektual yang religius. Mereka besar dan dekat dengan peradaban pengetahuan sekaligus berlatar belakang kepemimpinan, kita semua tentu mengenal kakek Anies Baswedan yakni Abdurrahman Baswedan seorang Pahlawan Nasional, Jurnalis, pejuang kemerdekaan, tokoh Masyumi sekaligus mantan Wakil Menteri Penerangan pada masa awal kemerdekaan.

Begitu juga dengan sosok AHY, tentu kita mengetahui siapa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Militer yang berlatar belakang intelektual yang kental dengan semangat demokrasi sekaligus religius. Karena itu, kita tidak perlu meragukan latar belakang atau kawah candradimuka akar yang membentuk Anies-AHY.

Genealogi yang membentuk Anies dan AHY tersebut, merupakan kekuatan yang bangsa ini miliki. Kedua sosok tersebut, merupakan aset besar yang dimiliki oleh negeri ini dan seharusnya menjadi sosok yang pantas untuk mengisi ruang kepemimpinan Indonesia hari ini dan akan datang.

Karena itu, bagi saya jika akhirnya Anies-AHY menyatu tentu merupakan fajar harapan baru bagi kalangan Nasionalis Religius yang dimiliki indonesia. Kedua figur kepemimpinan tersebut sekaligus menjadi lambang kekuatan kaum moderat, sekaligus figur pemersatu Indonesia.

Saya meyakini Anies- AHY merupakan lambang dari kekuatan dan optimisme bagi Indonesia memasuki tantangan bonus demografi dan Indonesia emas 2045. Karena mereka adalah pemimpin yang sesuai dengan konteks zaman yang kita butuhkan saat ini. Bukankah setiap zaman memiliki orang dan setiap orang memiliki zaman dan ini merupakan zaman dan era kebangkitan kaum nasionalis religius yang tercermin dari duet Anies-AHY.

Rahmad M. Arsyad

38 Komentar

Follow Kami

Jangan biarkan infomasi penting dan mendalam dari kami terlewatkan! Ikuti sosmed kami: