
Readtimes.id– Di antara sejumlah nama yang digadang-gadang akan maju memperebutkan kursi RI satu di 2024 nanti, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin adalah sosok yang sejauh ini paling terus terang mengenalkan dirinya ke publik sebagai calon presiden dibandingkan tokoh- tokoh yang lain.
Hal ini bisa dilihat melalui aktivitas media sosialnya. Di twitter misalnya, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB) ini kerap membagikan kegiatan safari politiknya serta pemberitaan sejumlah media yang memperlihatkan dukungan kelompok masyarakat yang datang dari berbagai daerah agar dirinya mencalonkan diri sebagai presiden.
Pada 12 Februari misalnya, Cak Imin membagikan postingan sebuah media online liputanjatim.com yang menyebutkan bahwa dirinya didukung oleh sejumlah kyai di Madura. Pun pada pada 13 Februari, ia juga membagikan ulang sebuah postingan media online poskita.co yang menyebutkan bahwa ia mendapatkan dukungan dari kelompok petani di Kecamatan Manisrenggo, Jawa Tengah.
Tidak hanya itu, Wakil Ketua DPR RI ini juga seolah memperlihatkan bagaimana para Nahdliyin kompak mendukungnya untuk mencalonkan diri menjadi Presiden melalui sejumlah kegiatannya di tengah-tengah masyarakat.
Hal yang nampak kontras berbeda dengan apa yang dilakukan oleh tokoh lainnya. Ridwan Kamil misalnya lebih memilih membagikan sejumlah kegiatannya sebagai Gubernur di Jawa Barat serta sejumlah program yang tengah disusunnya. Pun dengan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan yang juga kerap membagikan perkembangan daerah yang dipimpinnya di twitter.
Baca Juga : Kiprah Gubernur Tak Cukup, Butuh Panggung Lain Menuju Pilpres 2024
Lain kelompok Kepala Daerah lain juga dari kelompok Menteri di twitter. Nama- nama seperti Prabowo Subianto, Airlangga Hartarto, lebih berfokus pada sejumlah kebijakan kementerian yang dinahkodainya serta aktivitas partai politik yang mereka ketuai.
Adapun Puan Maharani yang sama- sama datang dari kelompok parlemen seperti Cak Imin, juga nampak berfokus membagikan kunjungan kerjanya sebagai Ketua DPR-RI di berbagai daerah dan perkembangan kerja-kerja para anggota dewan di Senayan dalam postingan Twitter miliknya.
Lantas seberapa efektif strategi yang diambil oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dalam memperkenalkan dirinya ke publik ?
Baca Juga : Panggung Politik Utama Itu Kini Berada di Media Sosial
Direktur eksekutif Indonesia Political Opinion ( IPO), Dedi Kurnia Syah menilai bahwa konsolidasi publik termasuk roadshow politik yang ditampilkan oleh Muhaimin Iskandar tidak menutup kemungkinan akan memiliki dampak popularitas dan elektoral bagi dirinya yang kini di beberapa hasil survei memang masih rendah bahkan jika dibandingkan dengan popularitas partai yang dipimpinnya yaitu PKB.
Kendati demikian menurut Dedi, Muhaimin Iskandar adalah tokoh yang paling representatif bagi pemilih Islam. Karena saat ini tidak ada tokoh di Indonesia terutama di kalangan partai politik yang punya kekuasaan parpol afiliasi Islam dengan pemilih yang besar. Jika pun ada itu adalah Suharso Monoarfa dari PPP, namun menurut Dedi dia tidak menggambarkan dirinya sebagai sosok tokoh Islam terutama dari kelompok Nahdliyin .
” Di sisi lain PKB adalah Partai Islam terbesar dibandingkan dengan partai yang lain misal PPP, PAN dan PKS. Sehingga ada dua potensi yakni potensi ketokohan dan potensi partai politik, jika ini digabungkan dan dielaborasi saya kira bukan tidak mungkin Muhaimin Iskandar menjadi tokoh kunci dalam mempengaruhi peta politik di 2024, ” terangnya pada readtimes.id, Rabu ( 16/02/2022).
Selain itu sikap Muhaimin Iskandar yang tidak ingin berada diantara tokoh- tokoh dominan seperti Prabowo, Airlangga Hartarto, atau Puan Maharani juga berpotensi mempengaruhi partai lain seperti PPP, PKS, PAN untuk membentuk koalisi sendiri yang dapat mempengaruhi peta politik partai- partai besar ke depan.
Adapun konflik dengan PBNU yang kini dinahkodai oleh Gus Yahya menurut Dedi memang akan memiliki dampak politik tersendiri. Namun demikian,ini sebenarnya bisa menguntungkan PKB ketika mereka mampu mengubahnya menjadi jalan untuk meraih simpati publik sebagai kelompok yang kemudian ditekan akibatnya adanya sentimen para elit.
Lebih dari itu pemilih PKB yang menurut Dedi bukan PBNU melainkan masyarakat NU atau para Nahdliyin yang notabene belum tentu patuh dengan keputusan atau kebijakan dari PBNU , juga sebenarnya memberikan peluang tersendiri bagi Muhaimin Iskandar untuk berani melanjutkan mimpinya menjadi Presiden.
Baca Juga : Menerka NU Era Gus Yahya
[…] Baca Juga : Cak Imin yang Terus Terang […]