Readtimes.id– Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) kembali menunda peluncuran bursa kripto Indonesia yang dijadwalkan akhir Maret 2022. Alasannya adalah Bappebti masih merasa ada simpang siur kesiapan sistem di bursa.
Bappebti masih menunggu kesiapan ekosistem bursa lainnya, seperti kliring dan kustodian. Ekosistem ini mesti disiapkan agar bursa bisa berjalan optimal. Meski demikian, secara teknis, menurut Bappebti kripto siap meluncur kapan pun.
Bursa kripto nantinya dikelola oleh Digital Futures Exchange (DFX). Pengelola telah memenuhi sejumlah persyaratan, seperti modal yang harus disetor hingga sistem operasi.
Sebelumnya, bursa kripto juga sempat ditargetkan meluncur pada akhir tahun 2021 lalu. Kemudian Bappebti menundanya menjadi akhir Maret dan kembali menundanya hingga waktu yang belum ditentukan.
DIREKTUR TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi juga menyatakan keragu-raguannya pada rencana peluncuran bursa tersebut, meski syarat dari peluncuran bursa kripto Indonesia sudah terpenuhi.
“Sejak Desember lalu isunya muncul saya sudah ragu, ternyata benar saja mundur hingga Maret dan sekarang ditunda lagi, syaratnya sudah memenuhi tapi saya rasa memang masih banyak yang perlu dikoordinasikan antara OJK Bappebti dan Kementerian Perdagangan,” jelasnya.
Pendirian bursa harus dilakukan oleh minimal 11 badan usaha yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak di bidang komoditi dan/atau keuangan yang layak diperdagangkan paling singkat tiga tahun.
Bursa ini nantinya harus memiliki nilai modal disetor minimal Rp100 miliar dan harus dikelola oleh tenaga ahli di bidang perdagangan berjangka secara profesional serta diawasi oleh seluruh anggota bursa.
Syarat lainnya adalah bursa ini harus menyerahkan rencana kerja untuk tiga tahun ke depan kepada Bappebti beserta dengan rancangan peraturan dan tata tertib perdagangannya.
Selain itu juga perlu melakukan uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap calon komisaris dan direksi. Kesiapan sarana dan prasarana fisik, sistem bursa, dan transaksi yang aman dan efisien juga sangat perlu untuk diperhatikan.
Ibrahim mengatakan alasan lain ditundanya peluncuran bursa kripto Indonesia juga adalah menunggu pejabat dewan komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru akan dilantik. Sehingga, Ibrahim memprediksikan peluncuran bursa kripto Indonesia kemungkinan dapat terealisasi pada akhir 2022.
Bappebti meluncurkan bursa kripto karena jumlah investor kripto kian marak di Indonesia. Bappebti mencatat, jumlah investor kripto mencapai 12,4 juta per Februari. Jumlahnya melampaui pasar modal 8,1 juta, dan transaksi aset kripto Rp83,8 triliun.
Menurut Ibrahim, perlunya Bursa Kripto Indonesia adalah untuk kepastian hukum yang lebih lengkap dan jelas serta memberikan ekosistem kripto yang lebih sehat di Indonesia, baik bagi para konsumen, pelaku industri, hingga stakeholder.
“Dari dulu kan kita masih abu-abu terkait kripto di Indonesia, kripto ini bukan sebagai alat transaksi tapi sebagai komoditi, makanya dengan ada bursa nanti akan ada kepastian hukumnya,” jelasnya.
Ibrahim juga tidak terlalu mempermasalahkan penundaan peluncuran ini jika memang dirasa belum siap. Tujuannya agar kelak tidak terjadi banyak kendala jika terlalu buru-buru diluncurkan.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengungkapkan alasan kenapa hingga saat ini Bursa Kripto Indonesia masih belum meluncur. Jerry menuturkan, secara kesiapan hanya perlu melakukan validasi-validasi dengan berbagai pihak.
“Bursa akan meluncur secepatnya, memang klasik sekali, tetapi kembali lagi, kita ingin mempersiapkan semuanya, kita tidak mau buru-buru,” ungkap Jerry.
Tambahkan Komentar